Senin, 13 Juni 2011

Jangan Tunda Lagi.....!

Menunda adalah kebiasaan buruk yang akibatnya akan ditanggung kemudian. Memang, saat kita menunda sesuatu yang buruk tak langsung mengenai kita. Tapi, ketika penundaan itu berjalan terus dan waktu bergulir maka dampak negatif dari penundaan itu pun akhirnya kita rasakan juga dan berbuah penyesalan.

Ada beberapa hal yang tak boleh ditunda dalam perencanaan keuangan:

1)Pay your god first
Rezeki baik dalam bentuk nikmat kesehatan, kesempatan atau pun penghasilan adalah semuanya karunia Allah swt. Tiada satu pun yang kita miliki adalah semata pemberian dan titipanNya. Jadi, jangan pernah sekali-kali kita melalaikan kewajiban kita kepadaNya, Salah satu bentuk syukur atas nikmat tersebut adalah menunaikan zakat ataupun shodaqah. Jadi jangan tunda kewajiban yang satu ini. Menundanya, membuat kita segan dan enggan membayarnya. Jadi sesegeralah, Insyaallah Allah tak kan pernah luput untuk memberikan kita tambahan nikmat jika kita mau mensyukurinya.

2)Bayar Hutang
Hutang adalah kewajiban yang mesti kita penuhi sesegera mungkin. Nabi Muhammad saw.
memerintahkan kepada umatnya untuk segera membayar hutang.

3) Melakukan investasi
Orang berpikir untuk berinvestasi harusnya memiliki penghasilan tertentu dahulu, katakanlah misalnya harus bergaji 10 juta dahulu atau lebih dari itu. Ini adalah pandangan yang salah, untuk berinvestasi tak pelu menunggu penghasilan besar, atau naik gaji. Ketika kita memiliki penghasilan saatnya kita menyisihkan income kita untuk berinvestasi. Jangan tunda segera sisihkan diawal minimal 10% dari income kita tersebut untuk diinvestasikan.

Senin, 19 April 2010

Cara Gampang Menabung


Banyak di antara kita sampai hari ini sulit menabung, padahal penghasilannya terus meningkat. Berapapun penghasilan yang didapatnya, ternyata tak mudah untuk menyisihkan uang untuk keperluan masa depan. Padahal, seharusnya makin besar penghasilan kita makin mudah kita menyisihkan uang kita untuk ditabung. Tapi kenyataannya makin sulit menyisihkannya, karena makin banyak keinginan yang harus dipenuhinya…. Berikut adalah tips bijak untuk dapat menabung:



1. Sisihkan untuk Akhiratmu

Sebelum menggunakan uang yang kita dapat untuk keperluan kita di dunia, baiknya kita menyisihkan 2,5% penghasilan kita untuk kehidupan masa depan kita. Orang bijak mengatakan “Sesungguhnya apa yang kita miliki adalah bukan yang kita pegang tapi apa yang kita berikan untuk orang lain”. Memberikan sebagian penghasilan kita kepada orang lain yang membutuhka adalah perbuatan yang akan mendatangkan kebaikan kepada diri kita, baik di dunia maupun di akhirat. SAlah satu kebaikan itu adalah Allah akan melimpatgandakan balasannya di dunia dan di akhirat. Ini adalah janji yang pasti.

2. Pay your self first.

Seringkali kesulitan menabung bukan karena tidak adanya uang, tetapi lebih tepatnya karena tidak ada lagi sisa penghasilan yang bisa ditabung. Jadi mengapa harus menunggu ada sisa uang terlebih dahulu, toh selama ini dari penghasilan anda juga jarang ada sisanya. Karena itu rubahlah kebiasaan Anda dan mulailah dengan membayar tabungan Anda terlebih dahulu sebelum anda membayar kebutuhan hidup lainnya. Dengan demikian Anda tidak perlu khawatir lagi apakah diakhir bulan ini Anda masih punya uang atau tidak untuk ditabung

3. Jadikan tabungan sebagai pos pengeluaran.

Pada tiap bulannya sebelum Anda lakukan pembayaran untuk pengeluaran apapun maka bayarlah sejumlah tertentu untuk pengeluaran tabungan. Jadi masukkan pos tabungan ke dalam pos pengeluaran rutin tiap bulan.
Anggaplah menabung sebagai pengeluaran rutin Anda sama dengan membayar cicilan hutang, atau biaya rumah tangga lainnya seperti tagihan listrik, PAM, makanan , transportasi dan lain-lain.

4. Jangan remehkan uang receh

Jangan pernah membayar dengan uang logam. Berbelanjalah hanya dengan uang kertas saja. Jika Anda dapat kembalian uang logam, masukanlah uang logam tersebut ke dalam celengan (celengan ayam atau kaleng). Jangan dibuka sebelum penuh, jika sudah penuh masukkanlah ke dalam rekening
Anda di Bank. Besarnya uang logam yang harus masuk celengan dapat Anda tentukan sendiri misalnya uang logam senilai Rp 100 dan Rp 500 ,- atau hanya Rp 1000,- saja atau semuanya.

5. Naikkan setoran tabungan tiap kali penghasilan anda naik

Setiap kali Anda mendapat uang lebih seperti bonus tahunan, atau THR maka sisihkanlah terlebih dahulu untuk menambah tabungan Anda. Begitu juga jika gaji Anda naik maka naikkan juga jumlah setoran rutin tabungan anda.

6. Miliki rekening khusus tabungan

Kesulitan orang pada umumnya dalam mengelola keuangan sehari-hari disebabkan karena tidak adanya kejelasan antara pengeluaran untuk keluarga , mana pengeluaran untuk pribadi dan mana pengeluaran untuk investasi. Karena itu sebuah keluarga sebaiknya memiliki satu rekening khusus yang digunakan untuk membiayai pos-pos pengeluaran keluarga
terpisah dari rekening pribadi. Sedangkan rekening khusus tabungan sebaiknya juga dibuat terpisah agar akumulasi dana yang terkumpul untuk tujuan keuangan yang ingin dicapai tidak terpakai untuk pengeluaran lain.

Gunakan fasilitas autodebet
(fasilitas transfer atau pemindah bukuan otomatis dari bank ) dari rekening gaji Anda agar setiap bulan pada tanggal gajian langsung mentransfer sejumlah dana ke rekening khusus tabungan. Dengan demikian Anda tidak perlu repot-repot datang ke bank atau ATM untuk melakukan
transfer atau pemindah bukuan.

7. Jaga terus disiplin anda
Melalukan perbuatan baik perlu konsistensi dan disiplin. Tentu banyak godaan dan halangannya untuk bisa terus menjaga konsistensi kita dalam menabung. Jika kita tidak disiplin, pastinya apa yang kita inginkan tidak akan tercapai.

8. Motivasi diri anda untuk mencapai hasil yang besar
Tentukan apa yang Anda inginkan (Sofa Baru, Paket Liburan Keluarga, Home Theatre) dan ketahui berapa jumlah dana yang dibutuhkan, kemudian tentukan cara yang realistis seperti menabung reguler selama enam bulan. Letakkan gambar yang menunjukkan apa yang Anda impikan di meja kerja, kamar ataupun dompet agar Anda selalu ingat tujuan Anda menabung. Jadi tiap kali ada godaan diskon ataupun SALE di mal, Anda tidak mudah tergoda.


9. Kantongi bonus dan kejutan lainnya
Setiap kali Anda menerima bonus atau hadiah dalam bentuk tunai, langsung masukkan ke rekening tabungan. Uang ini bukan bagian dari penghasilan reguler Anda, sehingga jangan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari Anda dan simpanlah. Jika Anda memiliki utang, gunakanlah dana ini untuk melunasi utang Anda.

10. Biasakan Hidup Hemat
Terdapat banyak cara untuk berhemat tanpa harus menderita. Bawalah makanan dan air minum dari rumah, gunakan transportasi umum, berhenti merokok, berlibur di saat yang tidak padat (low season), manfaatkan diskon agar memperoleh barang yang Anda “butuhkan” dengan lebih murah, dan masih banyak lagi.
Dari berbagai sumber

Selasa, 13 April 2010

Berkenalan dengan Reksadana (bag III)

Masyarakat Indonesia sekarang ini sudah banyak yang tertarik dengan investasi ke sejumlah produk investasi berbasis syariah, salah satunya reksadana syariah. Ini bisa kita lihat dari pertumbuhan yang dicapai jika dibandingankan dengan dana kelolaan reksadana lainnya. Sebagai data, seperti yang dirilis oleh BAPEPAM-LK total dana kelolaan reksadana tahun lalu 2009 sebesar Rp 3,67 Trilyun jauh lebih banyak dari pada tahun 2008 yang Cuma sebesar Rp 774,22 miliar. Pertumbuhan tersebut kira-kira mencapai angka 374,11%.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan pertumbuhan yang tinggi ini, pertama karena imbal hasil saham (return) investasi yang meroket pada tahun 2009 lalu, terutama dari saham tambang dan energi. Kedua, kesadaran yang meningkat dari umat islam untuk menjadikan produk-produk syariah sebagai produk pilihan karena mereka berharap keberkahan dan keamanan berinvestasi dunia dan akhirat. Ketiga; terbitnya beragam produk investasi berbasis syariah seperti sukuk ritel dan lain sebagainya. Faktor-faktor tersebut tentunya menjadi daya dorong terhadap perkembangan industri syariah.
Apa bedanya Reksadana Syariah dengan Konvensional

Dari sisi tujuan, pada dasarnya, reksadana syariah sama dengan reksadana konvensional, yakni mengumpulkan dana dari masyarakat (pihak ketiga), untuk dikelola oleh manajer investasi yang selanjutnya diinvestasikan pada instrumen-instrumen di pasar modal dan pasar uang. Instrumen itu seperti halnya saham, obligasi syariah (sukuk), deposito, sertifikat deposito, valuta asing dan surat utang jangka pendek (commercial paper). Reksadana Syariah ini termasuk dalam kategori reksadana terbuka (kontrak investasi kolektif).

Yang membedakan adalah cara pengelolaan dan akad-akad transaksi yang dilakukannya dan juga instrumen investasi yang dipilih dalam portofolionya haruslah yang dikategorikan halal. Halal, jika pihak yang menerbitkan instrumen investasi tersebut tidak melakukan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam, tidak melakukan riba atau membungakan uang.

Sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) pemilihan dan transaksi investasi harus dilakukan dengan prinsip kehati-hatian serta tidak boleh dilakukan spekulasi dan manipulasi yang di dalamnya mengandung unsur ghoror, riba, maisyir, risywah dan maksiat dan kezaliman yaitu:

a. najsyi, malakukan penawaran palsu
b. ba’i al ma’dum yakni melakukan penjualan atas barang (portofolio efek) yang belum dimiliki (short selling)
c. insider trading yakni mengunakan orang dalam untuk mendapatkan informasi guna memperoleh keuntungan dari transaksi terlarang
d. Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi nisbah hutangnya lebih dominan dari modalnya.
e. Menimbulkan informasi menyesatkan
f. Margin trading, yakni melakukan atas efek syariah dengan menggunakan pinjaman berbasis bunga
g. Ihtikar (penimbunan), yakni melakukan pembelian suatu efek dengan tujuan mempengaruhi orang lain
h. Transaksi lain yang mengandung unsur di atas.

Selain itu ia harus juga dikelola dengan sistem/mekanisme yang dibenarkan oleh syariat Islam. Di mana pengelolaannya menggunakan akad mudharobah (bagi hasil) dan wakalah.

Akad wakalah adalah akad untuk memberikan kewenangan kepada Manajer Investasi oleh pemilik dana (investor/shohibbul maal) untuk mengelola dan menginvestasikan dana investasi yang dipercayakan kepadanya. Pihak Manajer investasi berhak atas biaya (ujroh) sesuai dengan kesepakatan.

Sedangkan akad mudhorobah adalah akad bagi hasil antara pengguna investasi dengan Manajer investasi sebagai wakalah atau perwakilan/pengelola investasi sesuai dengan nisbah yang disepakati.

Kamis, 01 April 2010

Tips Hemat Berbelanja

1. Buat daftar belanja rutin untuk barang yang dibutuhkan setiap bulan sesuai dengan budget bulanan yang sudah dibuat.

2. Selalu membawa daftar belanja setiap kali berbelanja and stick to it ! Hal ini penting untuk menghindari membeli barang yang tidak diperlukan.

3. Biasakan pergi berbelanja secara teratur misalnya setiap satu atau dua bulan sekali berdasarkan “kebutuhan” dan bukan “keinginan” apalagi jika hanya sekedar jalan-jalan.

4. Berbelanjalah di pusat perkulakan daripada di minimarket. Selain ragam barang yang tersedia kurang lengkap, hargapun biasanya lebih mahal.

5. Membeli barang dengan jumlah yang lebih banyak akan lebih menguntungkan karena lebih murah. Hal ini tentunya baru dapat dilakukan jika cash flow Anda memungkinkan.

6. Lakukan riset untuk mendapatkan tempat belanja yang selalu memberikan harga yang paling murah dan sering berpromosi. Siapa tahu Anda mendapatkan barang yang kebetulan anda mau beli dengan harga miring.

7. Shop smart – pandai-pandailah memilih barang yang berkualitas cukup baik dengan harga ekonomis. Jangan ragu menggunakan produk generik untuk pemakaian setiap hari seperti pembersih lantai misalnya.

8. Jangan lupa, memilih tempat belanja yang memberikan free parking akan menambah nilai belanja hemat Anda.

9. Jika menggunakan kartu kredit, pastikan dapat anda lunasi penuh tepat waktu.

10. Apabila tergoda, Ingatlah selalu "spend less=save more",semakin banyak yang ditabung, semakin cepat tujuan keuangan kita tercapai.

written by Desy Widjaya

Kamis, 18 Februari 2010

Berkenalan dengan Reksadana (bag II)

Selamat Pagi teman-teman!!!
Senang bisa menjumpai sahabatku di grup facebook tips perencanaan keuangan prodigy....

Tulisan ini adalah lanjutan tulisan saya 1 pekan yang lalu, bagi Anda yang belum membaca tulisan sebelumnya silahkan buka http://melek-financial.blogspot.com

Macam-macam Reksadana:
Untuk berinvestasi ke reksadana ada baiknya kita mengenal profil resiko kita, ini penting untuk mengukur dan menyesuaikan profil resiko dengan tujuan investasi masing-masing, sebelum kita memutuskan untuk membeli reksadana. Selain itu penting juga kita mendiversifikasi pilihan reksada kita. Karena prinsip dasar dari investasi adalah ”jangan letakkan telurmu dalam satu keranjang”. Maksud dari idiom itu adalah agar resiko pecah telur itu dapat diminamilisasi sekecil mungkin atau dalam investasi resiko kerugian dapat diminimalisasi selain itu juga untuk mengiptimalisasi keuntungan.

Prinsip lainnya yang harus kita pahami adalah jangka waktu dan tujuan investasi. Jika kita ingin berinvestasi jangka panjang maka ambillah produk reksadana yang lebih memberikan keuntungan optimal yakni reksadana saham (equity) dari pada reksadana pendapatan tetap. Begitu juga sebaliknya. Penentuan jangka waktu dan pilihan investasi ini yang kemudian dapat menentukan efektifitas hasil investasi yang kita inginkan dan juga mengurangi dampak kerugian karena salah menentukan instrumen yang ada.

Untuk profil resiko kita harus mengukur termasuk tipe atau golongan orang yang manakah kita. Setidaknya ada 3 tipe investor: pertama orang yang berani mengambil resiko, kedua orang yang berda dalam posisi tengah yakni antara berani dan takut dalam mengambil resiko dan yang terakhir adalah orang yang sangat menghindari resiko. Jika kita telah mengetahui termasuk tipe manakah kita maka hal ini penting untuk diperhatikan dalam berinvestasi di reksadana. Jika Anda termasuk risk taker jangan segan untuk memilih reksadana yang memberikan peluang keuntungan yang lebih maksimal.

Berdasar portofolio investasinya yang ditentukan oleh MI, reksadana dibagi menjadi:

• Reksadana Pasar Uang
Reksadana yang mayoritas alokasi investasinya pada efek pasar uang, yaitu efek utang berjangka kurang dari satu tahun seperti SBI, deposito, dan sebagainya. Tingkat risiko (dan return) relatif paling rendah. Reksadana ini cocok untuk jangka pendek sebagai pelengkap tabungan atau deposito. Tidak ada biaya pembelian dan penjualan kembali. NAB/NAV per UP selalu “di-reset” Rp 1.000 setiap harinya.

• Reksadana Pendapatan Tetap
Reksadana yang setidaknya 80% alokasi investasinya pada efek utang jangka panjang. Potensi risiko dan return lebih besar daripada tabungan, deposito, atau reksadana pasar uang. Cocok untuk investasi jangka menengah (kurang dari 5 tahun). Ada sebagian reksadana yang membagikan keuntungan berupa dividen secara berkala.

• Reksadana Saham
Reksadana yang melakukan investasi sekurangnya 80% dari portofolio ke efek ekuitas (saham). Dibanding reksadana lain, potensi risiko dan return relatif paling tinggi dan cocok untuk jangka panjang (3 tahun atau lebih). Resikonya paling besar tapi returnnya juga paling menjanjikan.

• Reksadana Campuran
Alokasi aset merupakan kombinasi antara efek ekuitas dan efek hutang yang tidak termasuk dalam kategori di atas. Potensi risiko dan return biasanya berada di antara reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham. Komposisi penempatan efek biasanya lebih fleksibel. Misalnya, saat bursa anjlok, Manajer investasi biasanya mengalihkan efek ekuaitas tersebut ke efek yang lebih kecil resikonya seperti obligasi.

Bagi umat Islam sejak awal tahun 2000an telah terbit reksadana syariah. sekarang pertumbuhannya makin banyak. Banyak perusahan MI yang telah menerbitkan reksadana syariah. Lantas apa itu reksadana syariah.

Reksadana syariah adalah reksadana yang pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu pada syari'at Islam. Reksadana syariah, misalnya tidak diinvestasikan pada saham-saham atau obligasi dari perusahaan yang pengelolaan atau produknya bertentangan dengan syariat Islam. Seperti pabrik makanan/minuman yang mengandung alkohol, daging babi, rokok dan tembakau, jasa keuangan konvensional, pertahanan dan persenjataan serta bisnis hiburan yang berbau maksiat. (bersambung)

Nur Jamaludin
(021) 68962925

http://melek-financial.blogspot.com

Jumat, 12 Februari 2010

Berkenalan dengan Reksadana (bag I)

Dear Teman-temanku….

Selamat pagi, Assalamu Alaikum.
Semoga teman-teman dalam keadaan sehat wal afiat, sukses selalu dalam setiap aktivitasnya!!!

Sebagian dari kita tentu sudah mengenal apa itu reksadana. Produk investasi yang mulai dipasarkan di Indonesia pada tahun 1995 ini, kini perkembangannya makin begitu menggeliat. Saat ini data yang dikumpulkan oleh Infovesta utama, sebuah perusahaan yang melakukan peratingan terhadap reksadana di Indonesia mencatat setidak ada 61 reksadana saham, 105 reksadana campuran, 100 reksadana pendapatan tetap dan 26 reksadana pasar uang. Setiap tahunnya selalu saja ada produk reksadana baru yang dirilis oleh Manajer Investasi, sebagai contoh tahun 2010 ini setidaknya lebih dari 3 jumlahnya.

Dari sisi perkembangan dana kelolaan saat ini dari seluruh jumlah reksadana yang telah diterbitkan berjumlah Rp113,17 Triliun. Nilai ini tumbuh sebesar 51,03% dari tahun 2008 lalu yang berjumlah Rp 74,94T. Dan yang paling menggembirakan adalah imbal hasil dari investasi pada produk reksadana tahun ini melampaui imbal hasil investasi pada IHSG. Kalau tahun 2009 lalu IHSG berhasil membukukan imbal hasil 86,98% reksadana bisa mencapai 98,44%. Bahkan salah satu produk reksadana ada yang sampai tembus mencapai keuntungan 170,63%. Luar biasa!!!

Tulisan berikut saya mencoba mengulas apa itu reksadana, dengan segala seluk beluknya,

Apa itu reksadana?
Reksa Dana adalah sebuah bentuk investasi yang dilakukan secara kolektif yang dikelola oleh sebuah perusahaan manajemen investasi (MI). Manajemen investasi adalah perusahaan yang kerjanya mengelola investasi nasabahnya dengan menempatkan uang nasabah (investor) yang telah dikumpulkan ke dalam portofolio efek.

MI ini menganalisis dan memilih instrument yang paling tepat untuk mengembangkan dana para investornya. Instrumen tersebut bisa dalam bentuk saham, obligasi, deposito dan efek lainnya. Dalam menjalankan fungsinya tersebut MI diawasi oleh BAPEPAM-LK.

Contoh sederhananya adalah jika ada investor A, B, C, D, dan E masing-masing memiliki uang berbeda-beda dan memutuskan untuk melakukan investasi secara bersama-sama. Di sini, mereka bisa menggabungkan semua uang yang mereka miliki untuk diserahkan pengelolaan investasinya pada sebuah perusahaan manajemen investasi.
Oleh menajer investasi tersebut dana nasabah dikumpulkan sesuai dengan pilihan atau jenis reksadana yang dipilih untuk kemudian diinvestasikan. Dan apabila investasi itu memberikan keuntungan, katakan 20% dalam setahun, maka masing-masing dari investor tersebut akan mendapatkan keuntungan yang besarnya sesuai dengan proporsi jumlah yang mereka investasikan. Tapi bila investasi itu merugi, tentu saja masing-masing dari mereka juga akan merugi sesuai dengan proporsi jumlah yang mereka investasikan tadi.

Reksadana ini hadir menjadi pilihan investasi bagi para investor pemula karena sangat memberikan kemudahan, khususnya bagi mereka yang tidak memiliki pengetahuan mendalam mengenai pasar modal, selain itu rekadana juga memberikan peluang bagi mereka yang memiliki dana investasi yang masih kecil, kerena banyak dari MI yanga menyediakan produk reksadana dengan nilai nominal setoran awal yang bisa terjangkau oleh banyak pihak. Misalnya sebuah produk reksadana bisa dimulai dengan setoran awal cuma Rp 500.000,00 (bersanbung)


Nur Jamaludin
financial Advisor
Prodigy
Menara Thamrin Lt 17 Jakarta
(021) 68962925
http://saunginspirasi.blogspot.com

Selasa, 22 Desember 2009

Mengenalkan Uang kepada Anak Kita

Kalau sebelumnya saya banyak mengulas bagaimana kita melakukan perencanaan keuangan. Kali ini saya ingin sedikit mengupas bagaimana cara mengajari anak tentang uang, karena saya yakin kebanyakan kita menginginkan anak-anaknya menjadi orang-orang yang menghargai uang, tahu bagaimana mencarinya dan bagaimana menempatkan dan membelanjakan uang tersebut. Kita juga berharap anak-anak kita tidak menjadi generasi pemboros yang hanya bisa membelanjakan uang saja.

Teman, apa yang menjadi kebiasaan kita hari ini dalam mengelola uang, tanpa kita sadari sesungguhnya adalah apa yang kita terima, lihat, pelajari, amati dari para orang tua kita dulu. Selagi kecil, orang tua kita tak secara khusus memberikan pengajaran tentang keuangan kepada kita, karena kebanyakan mereka berpandangan bahwa pengetahuan tentang bagaimana mengelola uang akanlah tumbuh dan bisa secara alami. Padahal pandangan ini tidak sepenuhnya benar, bagaimanapun seorang anak sangat membutuhkan bimbingan orang tua untuk mendapatkan pengajaran tentang uang.

Apalagi, zaman semakin modern yang sangat memungkinkan seseorang untuk dapat melakukan transaksi secara cepat, mudah, dan tidak lagi terkontrol. Lahirnya kartu ATM, kartu kredit, internet banking sangat mempengaruhi pola konsumsi saat ini. Jadi satu-satunya cara untuk menghindari anak dari kecelakaan keuangan adalah dengan mengajari anak sejak dini bagaimana mengelola keuangannya sendiri secara cerdas dan bijaksana.

JANGAN BERLEBIHAN

Para orang tua harus menyadari bahwa, mengekang anak dan mengontrol berlebihan bagaimana akan mengelola uangnya adalah bukan solusi untuk menjadikan anak menjadi bijaksana dalam menggunakan uang. Kontrol yang belebihan ini akan memberikan dampak kurang mandiri dan bertanggungjawabnya anak terhadap uang yang ia miliki. Cara terbaik justru dengan memberikan kebebasan anak untuk mengatur keuangannya sendiri. Ajari anak kita tentang pola konsumsi yang baik, berinvestasi dan menabung lalu beri kesempatan ia mempraktekkannya.

Biarkan anak kita membelanjakan uangnya, ketika kita melihat bahwa telah terjadi kesalahan dalam membelanjakan uangnya, saat itulah kita memberikan pandangan yang bijak mengenai kekeliruaanya. Semisal ketika anak Anda menggunakan uangnya secara berlebihan untuk jajan atau membeli mainan, katakan kepadanya, “alangkah baiknya jika uang itu disisihkan untuk ditabung di Bank karena uang kita akan bertambah banyak,” ajak dia untuk bisa menghabiskan makanan yang kita sediakan di rumah. (bersambung)