Kamis, 13 Agustus 2009

Menunda Kesenangan, Menangguk Untung Kemudian

Hari ini saya hendak membahas mengenai salah satu penelitian menarik
yang dilakukan di luar negeri. Dalam penelitian ini, dikumpulkanlah
sejumlah anak kecil ke dalam satu ruangan. Setiap anak ditawarkan
sebuah permen cokelat dan diberikan dua buah pilihan. Sang anak
boleh langsung memakan permen cokelat tersebut atau menunggu selama
30 menit. Bagi yang bersedia menunggu hingga 30 menit akan diberikan
dua buah permen cokelat.

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian anak bersedia menunggu
untuk mendapatkan dua buah permen cokelat.

Kemudian penelitian dilanjutkan pada 30 tahun selanjutnya untuk
melihat situasi anak-anak yang langsung memakan permen cokelat
tersebut atau menunggu 30 menit. Ternyata, yang menarik disini
adalah anak-anak yang bersedia menunggu memiliki kualitas kehidupan
yang lebih baik. Mereka lulus dengan nilai yang lebih tinggi,
menjadi karyawan yang lebih baik, ataupun menjadi pengusaha yang
lebih sukses.

Yang perlu diperhatikan dari penelitian ini adalah kemampuan
dari anak-anak untuk menunda kesenangan mereka. Kita semua tahu
anak-anak pasti suka permen cokelat. Disini mereka harus menahan
keinginan mereka untuk memakan permen tersebut selama 30 menit
untuk mendapatkan satu buah permen tambahan.

Bagaimana dengan Anda?

Katakanlah Bapak/Ibu mendapatkan rejeki, seperti bonus
akhir tahun, sebesar 10 juta rupiah. Apa yang akan Anda lakukan?

Apakah Bapak /Ibu langsung berbelanja dan menghabiskan
seluruh 10 juta rupiah itu?

Atau Bapak /Ibu dapat menahan kesenangan, dan
menginvestasikan 10 juta rupiah tersebut? Katakanlah dana tersebut
ditaruh ke reksa dana saham atau produk unit link (single premi) dengan rata-rata return 18% per tahun.
Uang tersebut akan menjadi 20 juta rupiah dalam waktu 4 tahun.

Disini kemampuan menunda kesenangan akan berpengaruh besar.Apabila
Bapak/Ibu tidak dapat menahan keinginan untuk
berbelanja, maka dalam bulan itu juga seluruh uang tersebut akan
habis. Bahkan orang cenderung berbelanja lebih banyak daripada yang
dia dapatkan.

Perlu diingat bahwa dalam pengelolaan keuangan pribadi yang
benar, kita harus menyimpan minimal 10% dari seluruh uang
yang kita dapatkan untuk ditabung atau diinvestasikan. Dalam
kasus diatas, kita harus dapat menyisihkan minimal satu juta
rupiah untuk ditabung.

Jadi, sebelum kita berbelanja, pisahkanlah antara apa saja
yang termasuk kebutuhan, dan apa saja yang termasuk keinginan.
Kita boleh membeli barang-barang yang memang kita butuhkan. Namun
sebisa mungkin tundalah pembelian barang-barang yang hanya untuk
kesenangan. Dengan demikian maka kita bisa mendapatkan lebih banyak
uang yang bisa kita investasikan.

Sabtu, 01 Agustus 2009

BUDGETING


Dalam buku "Millionaire Next Door" yang menjadi best seller,
Danko dan Stanley membeberkan fakta-fakta yang mereka temukan
dalam survei terhadap orang-orang kaya. Salah satu fakta yang
menarik disini adalah, bahwa Danko dan Stanley menemukan bahwa
orang-orang kaya menyediakan waktu dua kali lebih banyak daripada
orang biasa untuk melakukan "Budgeting". Dari fakta ini kita
dapat melihat bahwa sebenarnya "budgeting" itu penting sekali
dalam proses perencanaan keuangan.

Apa sih yang dimaksud dengan "budgeting" itu? "Budgeting" adalah
proses pembuatan anggaran pendapatan dan belanja. Mungkin istilah
anggaran pendapatan dan belanja sudah sering terdengar oleh
Rekan-rekan. Benar, dalam berita-berita di surat kabar
tentunya kita sering mendengar kata APBN alias Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara. Negara kita saja menggunakan anggaran dalam
perencanaan keuangannya. Kita juga butuh anggaran untuk mengelolah
keuangan kita, dalam hal ini kita sebut saja anggaran pendapatan
dan belanja pribadi/keluarga.

Bagaimana cara membuat anggaran? Pertama-tama, kita definisikan
terlebih dahulu segala jenis pendapatan yang kita miliki. Untuk
kebanyakan orang, sumber pendapatan utamanya adalah gaji. Mungkin
saja masih ada pendapatan lainnya seperti royalti, bunga, pendapatan
sewa, dan lain-lain. Tuliskan saja semua jenis pendapatan Anda,
misalnya:

PENDAPATAN:
Gaji Rp. 4.000.000,-
Royalti Rp. 500.000,-
==================================
TOTAL PENDAPATAN Rp. 4.500.000,-

Nah, selanjutnya Anda perlu mendefinisikan pos-pos pengeluaran
yang besar buat Anda. Pos-pos pengeluaran ini beragam, sangat
bergantung pada individu/keluarga yang bersangkutan. Biasanya
pos-pos pengeluaran mencakup: makanan/kebutuhan harian, pakaian,
pendidikan, kesehatan, rekreasi, transportasi, asuransi, tabungan,
pembayaran kredit, dan lain-lain.

Setelah Anda mendefinisikan pos-pos pengeluaran Anda, selanjutnya
Anda memberi jatah sejumlah uang untuk masing-masing pos. Misalkan
saja Anda ingin menabung sebesar Rp. 400.000,- setiap bulannya,
atau Anda menjatahkan uang sebesar Rp. 500.000,- untuk keperluan
rekreasi. Berikut dibawah ini adalah contoh anggaran belanja:

BELANJA
Makanan/Kebutuhan Harian Rp1.500.000,-
Pakaian Rp. 300.000,-
Pendidikan Rp. 500.000,-
Kesehatan Rp. 300.000,-
Rekreasi Rp. 500.000,-
Transportasi Rp. 300.000,-
Asuransi Rp. 250.000,-
Tabungan Rp. 450.000,-
Pembayaran Kredit Rp. 500.000,-
Lain-lain Rp. 400.000.-
=========================================
TOTAL BELANJA Rp4.500.000,-

Pembagian jatah untuk masing-masing pos pengeluaran sangatlah
beragam, tergantung dari sudut pandang Anda terhadap pos
pengeluaran tersebut. Mungkin saja Anda menganggap bahwa rekreasi
tidak begitu penting, dan pendidikan jauh lebih penting bagi Anda.
Jadi Anda dapat memotong sebagian uang rekreasi, dan menambahkan
jatah biaya untuk pos pendidikan.

Ingat, bagaimanapun juga komposisi belanja rekan-rekan,
total belanja harus LEBIH KECIL daripada total pendapatan. Usahakan
Anda dapat menabung setidaknya 10% dari total pendapatan.

Tentunya anggaran ini hanya dapat berguna bagi Anda apabila Anda
menerapkannya ke dalam kehidupan harian Anda. Oleh karena itu, setiap
harinya Anda perlu melakukan intropeksi setiap kali Anda mengeluarkan
uang. Periksa kembali untuk pos belanja manakah uang tersebut
dikeluarkan, dan apakah jatah belanja untuk pos tersebut masih
mencukupi? Apabila jatah belanja Anda sudah hampir habis, maka Anda
perlu melakukan penghematan pada pos belanja tersebut.
Salam sukses dan bahagia!!!