Selasa, 22 Desember 2009

Mengenalkan Uang kepada Anak Kita

Kalau sebelumnya saya banyak mengulas bagaimana kita melakukan perencanaan keuangan. Kali ini saya ingin sedikit mengupas bagaimana cara mengajari anak tentang uang, karena saya yakin kebanyakan kita menginginkan anak-anaknya menjadi orang-orang yang menghargai uang, tahu bagaimana mencarinya dan bagaimana menempatkan dan membelanjakan uang tersebut. Kita juga berharap anak-anak kita tidak menjadi generasi pemboros yang hanya bisa membelanjakan uang saja.

Teman, apa yang menjadi kebiasaan kita hari ini dalam mengelola uang, tanpa kita sadari sesungguhnya adalah apa yang kita terima, lihat, pelajari, amati dari para orang tua kita dulu. Selagi kecil, orang tua kita tak secara khusus memberikan pengajaran tentang keuangan kepada kita, karena kebanyakan mereka berpandangan bahwa pengetahuan tentang bagaimana mengelola uang akanlah tumbuh dan bisa secara alami. Padahal pandangan ini tidak sepenuhnya benar, bagaimanapun seorang anak sangat membutuhkan bimbingan orang tua untuk mendapatkan pengajaran tentang uang.

Apalagi, zaman semakin modern yang sangat memungkinkan seseorang untuk dapat melakukan transaksi secara cepat, mudah, dan tidak lagi terkontrol. Lahirnya kartu ATM, kartu kredit, internet banking sangat mempengaruhi pola konsumsi saat ini. Jadi satu-satunya cara untuk menghindari anak dari kecelakaan keuangan adalah dengan mengajari anak sejak dini bagaimana mengelola keuangannya sendiri secara cerdas dan bijaksana.

JANGAN BERLEBIHAN

Para orang tua harus menyadari bahwa, mengekang anak dan mengontrol berlebihan bagaimana akan mengelola uangnya adalah bukan solusi untuk menjadikan anak menjadi bijaksana dalam menggunakan uang. Kontrol yang belebihan ini akan memberikan dampak kurang mandiri dan bertanggungjawabnya anak terhadap uang yang ia miliki. Cara terbaik justru dengan memberikan kebebasan anak untuk mengatur keuangannya sendiri. Ajari anak kita tentang pola konsumsi yang baik, berinvestasi dan menabung lalu beri kesempatan ia mempraktekkannya.

Biarkan anak kita membelanjakan uangnya, ketika kita melihat bahwa telah terjadi kesalahan dalam membelanjakan uangnya, saat itulah kita memberikan pandangan yang bijak mengenai kekeliruaanya. Semisal ketika anak Anda menggunakan uangnya secara berlebihan untuk jajan atau membeli mainan, katakan kepadanya, “alangkah baiknya jika uang itu disisihkan untuk ditabung di Bank karena uang kita akan bertambah banyak,” ajak dia untuk bisa menghabiskan makanan yang kita sediakan di rumah. (bersambung)

Jumat, 11 Desember 2009

Keranjang Keuangan


Semua orang harus bekerja / berusaha untuk mendapatkan penghasilan. Penghasilan tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar masing-masing. Kebutuhan hidup tidak akan sama untuk semua orang, karena standar hidup tiap orang juga berbeda. Akan tetapi semuanya akan mempunyai persamaan yaitu setelah pemenuhan kebutuhan hidup terpenuhi, maka sisanya akan ditabung.

Jika Anda menanyakan kepada orang-orang apa yang dilakukan mereka terhadap tabungannya, yakinlah bahwa jawabannya pasti beraneka ragam. Kenapa? Karena mereka menabung untuk memenuhi tujuan hidupnya masing-masing. Ada yang ingin mempunyai rumah, ada yang ingin menyekolahkan anak, ada yang ingin mempunyai mobil mewah, ada yang hanya ingin membantu orangtua. Apa pun tujuan orang untuk menabung, secara garis besar bisa dikelompokan ke dalam 3 keranjang kehidupan seperti berikut:

Keranjang Pertama (I) - Security (Keamanan)

Keranjang ini berisi dana darurat, asuransi jiwa, asuransi kesehatan, tabungan pensiun dan tabungan sejenis lainnya.
Keranjang ini adalah yang pertama dan yang utama. Seharusnya setiap orang harus mengisi terlebih dahulu keranjang I ini. Akan tetapi kenyataannya banyak orang yang mengabaikan keranjang I ini, mereka lebih memilih untuk langsung mengisi keranjang II. Mereka tidak sadar bahwa banyak sekali resiko yang harus dihadapi seseorang dalam kehidupan ini. Coba perhatikan ilustrasi di bawah ini:

Ada 2 orang yaitu Mr Siap dan Mr Belum, keduanya bekerja di perusahaan yang sama. Mr Siap memfokuskan tabungannya untuk menyiapkan dana darurat, sedang Mr Belum hanya memfokuskan diri untuk investasi saja. Setelah beberapa waktu mereka sudah mempunyai tabungan yang cukup, tiba-tiba perusahaan tempat mereka bekerja mengalami masalah sehingga harus melakukan PHK masal. Mr Siap dan Mr Belum termasuk orang yang terkena PHK tersebut. Kita lihat bagaimana hal tersebut mempengaruhi kehidupan mereka.
Untuk keperluan sehari-hari, Mr Siap tidak terlalu bermasalah karena dia sudah menyiapkan dana darurat yang cukup untuk mengantisipasi hal ini. Sekarang dia sedang memfokuskan diri untuk mencari pekerjaan yang baru, dan masih memungkinkan bagi Mr Siap untuk memilih pekerjaan yang sesuai dengan dirinya.

Sebaliknya dengan Mr Belum, dia sekarang sedang pusing memikirkan bagaimana caranya memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Mr Belum menginvestasikan tabungannya dalam bentuk properti dan tidak dapat menjual properti tersebut dengan mudah, sehingga Mr Belum harus cepat-cepat mencari kerja dan dia pasti akan menerima pekerjaan apapun demi mencari penghasilan.

Dari ilustrasi di atas, Anda dapat melihat mengapa kita mengutamakan keranjang I lebih dahulu. Keranjang I ini, kita tidak terlalu mementingkan return atau hasil tapi lebih mengutamakan kemudahan dicairkan pada saat dibutuhkan (liquidity).

Keranjang Kedua (II) - Growth (Pertumbuhan)

Keranjang kedua adalah tabungan berupa properti, usaha, investasi dan tabungan sejenisnya.
Pada keranjang ini seseorang mulai mengharapkan bahwa apa yang ditabung akan bertumbuh menjadi lebih banyak. Ada banyak cara untuk mengembangkan aset Anda.

Keranjang Ketiga (III) - Luxury (Kemewahan)

Keranjang ketiga adalah tabungan yang ditujukan untuk kemewahan, seperti jalan-jalan ke luar negeri, mobil mewah, rumah mewah, executive club, dan tabungan yang ditujukan untuk kemewahan lainnya.
Jika Anda mengisi keranjang ini pastikan bahwa Anda telah mengisi keranjang I dan II. Keranjang ini adalah keranjang biaya, tidak ada pertumbuhan di keranjang ini. Seseorang harus sudah mempunyai kemapanan finansial atau kebebasan finansial (financial freedom) baru dia boleh mengisi keranjang ini, jika tidak akan sangat berbahaya.

Masa depan Anda bukan hanya ditentukan oleh kesempatan, melainkan pilihan. Jadi, bijaklah dalam memilih dan bangun kehidupan keuangan Anda dengan penuh hikmat.

Sumber : merencanakankeuangan

Kamis, 13 Agustus 2009

Menunda Kesenangan, Menangguk Untung Kemudian

Hari ini saya hendak membahas mengenai salah satu penelitian menarik
yang dilakukan di luar negeri. Dalam penelitian ini, dikumpulkanlah
sejumlah anak kecil ke dalam satu ruangan. Setiap anak ditawarkan
sebuah permen cokelat dan diberikan dua buah pilihan. Sang anak
boleh langsung memakan permen cokelat tersebut atau menunggu selama
30 menit. Bagi yang bersedia menunggu hingga 30 menit akan diberikan
dua buah permen cokelat.

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian anak bersedia menunggu
untuk mendapatkan dua buah permen cokelat.

Kemudian penelitian dilanjutkan pada 30 tahun selanjutnya untuk
melihat situasi anak-anak yang langsung memakan permen cokelat
tersebut atau menunggu 30 menit. Ternyata, yang menarik disini
adalah anak-anak yang bersedia menunggu memiliki kualitas kehidupan
yang lebih baik. Mereka lulus dengan nilai yang lebih tinggi,
menjadi karyawan yang lebih baik, ataupun menjadi pengusaha yang
lebih sukses.

Yang perlu diperhatikan dari penelitian ini adalah kemampuan
dari anak-anak untuk menunda kesenangan mereka. Kita semua tahu
anak-anak pasti suka permen cokelat. Disini mereka harus menahan
keinginan mereka untuk memakan permen tersebut selama 30 menit
untuk mendapatkan satu buah permen tambahan.

Bagaimana dengan Anda?

Katakanlah Bapak/Ibu mendapatkan rejeki, seperti bonus
akhir tahun, sebesar 10 juta rupiah. Apa yang akan Anda lakukan?

Apakah Bapak /Ibu langsung berbelanja dan menghabiskan
seluruh 10 juta rupiah itu?

Atau Bapak /Ibu dapat menahan kesenangan, dan
menginvestasikan 10 juta rupiah tersebut? Katakanlah dana tersebut
ditaruh ke reksa dana saham atau produk unit link (single premi) dengan rata-rata return 18% per tahun.
Uang tersebut akan menjadi 20 juta rupiah dalam waktu 4 tahun.

Disini kemampuan menunda kesenangan akan berpengaruh besar.Apabila
Bapak/Ibu tidak dapat menahan keinginan untuk
berbelanja, maka dalam bulan itu juga seluruh uang tersebut akan
habis. Bahkan orang cenderung berbelanja lebih banyak daripada yang
dia dapatkan.

Perlu diingat bahwa dalam pengelolaan keuangan pribadi yang
benar, kita harus menyimpan minimal 10% dari seluruh uang
yang kita dapatkan untuk ditabung atau diinvestasikan. Dalam
kasus diatas, kita harus dapat menyisihkan minimal satu juta
rupiah untuk ditabung.

Jadi, sebelum kita berbelanja, pisahkanlah antara apa saja
yang termasuk kebutuhan, dan apa saja yang termasuk keinginan.
Kita boleh membeli barang-barang yang memang kita butuhkan. Namun
sebisa mungkin tundalah pembelian barang-barang yang hanya untuk
kesenangan. Dengan demikian maka kita bisa mendapatkan lebih banyak
uang yang bisa kita investasikan.

Sabtu, 01 Agustus 2009

BUDGETING


Dalam buku "Millionaire Next Door" yang menjadi best seller,
Danko dan Stanley membeberkan fakta-fakta yang mereka temukan
dalam survei terhadap orang-orang kaya. Salah satu fakta yang
menarik disini adalah, bahwa Danko dan Stanley menemukan bahwa
orang-orang kaya menyediakan waktu dua kali lebih banyak daripada
orang biasa untuk melakukan "Budgeting". Dari fakta ini kita
dapat melihat bahwa sebenarnya "budgeting" itu penting sekali
dalam proses perencanaan keuangan.

Apa sih yang dimaksud dengan "budgeting" itu? "Budgeting" adalah
proses pembuatan anggaran pendapatan dan belanja. Mungkin istilah
anggaran pendapatan dan belanja sudah sering terdengar oleh
Rekan-rekan. Benar, dalam berita-berita di surat kabar
tentunya kita sering mendengar kata APBN alias Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara. Negara kita saja menggunakan anggaran dalam
perencanaan keuangannya. Kita juga butuh anggaran untuk mengelolah
keuangan kita, dalam hal ini kita sebut saja anggaran pendapatan
dan belanja pribadi/keluarga.

Bagaimana cara membuat anggaran? Pertama-tama, kita definisikan
terlebih dahulu segala jenis pendapatan yang kita miliki. Untuk
kebanyakan orang, sumber pendapatan utamanya adalah gaji. Mungkin
saja masih ada pendapatan lainnya seperti royalti, bunga, pendapatan
sewa, dan lain-lain. Tuliskan saja semua jenis pendapatan Anda,
misalnya:

PENDAPATAN:
Gaji Rp. 4.000.000,-
Royalti Rp. 500.000,-
==================================
TOTAL PENDAPATAN Rp. 4.500.000,-

Nah, selanjutnya Anda perlu mendefinisikan pos-pos pengeluaran
yang besar buat Anda. Pos-pos pengeluaran ini beragam, sangat
bergantung pada individu/keluarga yang bersangkutan. Biasanya
pos-pos pengeluaran mencakup: makanan/kebutuhan harian, pakaian,
pendidikan, kesehatan, rekreasi, transportasi, asuransi, tabungan,
pembayaran kredit, dan lain-lain.

Setelah Anda mendefinisikan pos-pos pengeluaran Anda, selanjutnya
Anda memberi jatah sejumlah uang untuk masing-masing pos. Misalkan
saja Anda ingin menabung sebesar Rp. 400.000,- setiap bulannya,
atau Anda menjatahkan uang sebesar Rp. 500.000,- untuk keperluan
rekreasi. Berikut dibawah ini adalah contoh anggaran belanja:

BELANJA
Makanan/Kebutuhan Harian Rp1.500.000,-
Pakaian Rp. 300.000,-
Pendidikan Rp. 500.000,-
Kesehatan Rp. 300.000,-
Rekreasi Rp. 500.000,-
Transportasi Rp. 300.000,-
Asuransi Rp. 250.000,-
Tabungan Rp. 450.000,-
Pembayaran Kredit Rp. 500.000,-
Lain-lain Rp. 400.000.-
=========================================
TOTAL BELANJA Rp4.500.000,-

Pembagian jatah untuk masing-masing pos pengeluaran sangatlah
beragam, tergantung dari sudut pandang Anda terhadap pos
pengeluaran tersebut. Mungkin saja Anda menganggap bahwa rekreasi
tidak begitu penting, dan pendidikan jauh lebih penting bagi Anda.
Jadi Anda dapat memotong sebagian uang rekreasi, dan menambahkan
jatah biaya untuk pos pendidikan.

Ingat, bagaimanapun juga komposisi belanja rekan-rekan,
total belanja harus LEBIH KECIL daripada total pendapatan. Usahakan
Anda dapat menabung setidaknya 10% dari total pendapatan.

Tentunya anggaran ini hanya dapat berguna bagi Anda apabila Anda
menerapkannya ke dalam kehidupan harian Anda. Oleh karena itu, setiap
harinya Anda perlu melakukan intropeksi setiap kali Anda mengeluarkan
uang. Periksa kembali untuk pos belanja manakah uang tersebut
dikeluarkan, dan apakah jatah belanja untuk pos tersebut masih
mencukupi? Apabila jatah belanja Anda sudah hampir habis, maka Anda
perlu melakukan penghematan pada pos belanja tersebut.
Salam sukses dan bahagia!!!

Rabu, 29 Juli 2009

Langkah II Perencanaan Keuangan


Check Your Financial Health

Dalam tulisan terdahulu saya telah mengulas tahapan pertama dalam membuat perencanaan keuangan yakni memikirkan mimpi-mimpi keuangan kita dan menetapkan secara spesifik tujuan keuangan yang hendak kita capai sesuai dengan prioritas dan realitas keuangan kita.

Berikut saya akan mengulas tahapan kedua yakni, melakukan pengecekan terhadap kondisi keuangan kita. Tahapan ini menjadi penting karena dari sinilah sesungguhnya kita mampu memotret profil keuangan kita. Apakah sesungguhnya keuangan kita dalam posisi sehat atau justru sebaliknya memiliki menyakit kronis yang harus diperbaiki. Karena kami banyak menemui klien yang sesungguhnya memiliki income yang bisa dikatakan besar tapi justru profil keuangannya amburadul. Tapi berapa banyak kami juga menemukan klien yang penghasilannya tidak terlalu besar untuk ukuran kebanyakan orang tapi ia memiliki profil keuangan yang cukup sehat... Artinya ia memiliki kemampuan menabung dan berinvestasi yang cukup tinggi. Profil keuangan dikatakan baik manakala ia mampu menunjukkan tidak besar pasak daripada tiang...


Lalu, bagaimana cara kita bisa mengetahui profil keuangan kita pada saat ini? Untuk mengetahuinya ada 2 hal penting yang harus bapak/ibu buat mulai hari ini, yaitu neraca rumah tangga yang akan menggambarkan posisi kekayaan bersih yang bapak/ibu miliki dan laporan arus kas.


1. Neraca Rumah Tangga (Posisi Kekayaan Besih)

Sering kita melihat di jalan atau mungkin di sekeliling rumah kita orang-orang yang memiliki mobil lebih dari satu, rumah mewah, dan harta benda lainnya yang menunjukkan bahwa orang yang Anda lihat itu adalah orang kaya... mungkin banyak dari kita berpikir bahwa orang yang memiliki banyak harta bendanya adalah orang kaya sekali...

Aitss nanti dulu, jangan salah lho bisa jadi mereka yang menurut Anda lebih kaya dari Anda tapi ternyata justru lebih miskin dari Anda.... kenapa demikian???? Karena jaman sekarang sangat mudah untuk meminjam kredit untuk membeli properti dan asset-asset lainnya. Jadi sangat mungkin orang yang kelihatan tampak kaya luar biasa itu justru mereka mereka memiliki kekayaan bersih yang jauh lebih sedikit dari apa yang Anda miliki, Hal ini disebabkan kareana total kewajibannya jauh dari angka normal bahkan hampir menandingin total assetnya.... Banyak sekali orang-orang yang kelihatan kaya itu memiliki cicilan hutang yang sangat bengkak, bukankah ini artinya ia lebih besar pasak daripada tiang. Jadi, untuk mengetahui apakah bapak/ibu atau seseorang itu bisa dikatakan benar-benar kaya atau tidak, kita harus menghitung jumlah hartanya dikurangi dengan jumlah hutangnya.

Saya ingin sedikit menconthokan misalkan Tuan Abduh memiliki sebuah Innova yang nilainya sekitar Rp. 250.000.000,-. Mobil ini dibelinya secara kredit, dengan sisa angsuran Rp. 10.000.000,- sebanyak 20 kali.
Jadi kekayaan Tuan Abduh yang sebenarnya dari Innovanya tersebut adalah:
= Rp. 250.000.000,- - (20 x Rp. 10.000.000,-)
= Rp. 50.000.000,- (inilah sesungguhnya kekayaan bersih Tuan Abduh)


2. Laporan Arus Kas

Secara umum laporan arus kas terdiri dari 2 bagian, yaitu Arus Kas Masuk (pendapatan), dan Arus Kas Keluar (pengeluaran). Pada bagian Arus Kas Masuk, kita menuliskan pendapatan-pendapatan kita seperti gaji, tunjangan, bonus, atau mungkin ada pendapatan dari pekerjaan sampingan.

Sementara pada Arus Kas Keluar terdiri dari 3 bagian. Bagian pertama adalah pengeluaran untuk tabungan atau investasi. Bagian keduanya adalah pengeluaran untuk biaya tetap (biaya yang setiap bulan harus kita bayar dalam nilai yang sama), misalnya KPR, KPM, iuran TV, Premi Asuransi, dan lain-lain. Sementara bagian ketiga adalah pos-pos pengeluaran kita seperti makanan, pakaian, transportasi, hiburan, kesehatan, pendidikan, pembayaran kartu kredit dan lain-lain. Kita harus selalu memahami prinsip dasar dari keuangan rumah tangga kita yakni “Pendapatan harus lebih besar daripada pengeluaran”. Apakah hal ini benar-benar terjadi pada arus kas Anda?

Dari arus kas yang Bapak/Ibu tuliskan inilah nantinya kita memetrot sejauh apa kondisi kesehatan keuangan Anda, setidaknya ada beberapa rasio dasar yang harus Bapak/Ibu ketahui:

Saving Rate Rasio = Tabungan + investasi sebulan/Penghasilan per bulan (Rasio yang menggambarkan komitmen kita menyisihkan sebagian penghasilan saat ini demi untuk mencapai tujuan di masa akan datang. Rentangan presentasi yang baik adalah antara 10%-30%.

Debt Service Ratio = Cicilan utang per bulan/ Penghasilan per bulan. (Rasio yang menggambarkan pengaruh hutang terhadap kehidupan kita tiap bulan. Jangan sampai keringat dan capek dan kelelahan usaha, kerja kita mulai pagi sampai malam hari hanya dihabiskan untuk melunasi cicilan-cicilan hutang saja. Maka, batasan yang baik untuk rasio ini adalah maksimal 30% dari pendapatan per bulan kita.

Rasio Likuiditas = Total harta lancar/ Pengeluaran dalam setiap bulan (Rasio yang menggambarkan berapa lama kita mampu bertahan hidup dengan menggunakan harta lancar. Dengan kata lain rasio ini adalah kemampuan dana darurat yang dapat kita sediakan (Batasannya adalah 3 kali, 6 kali, 9 kali atau 12 kali)

Nur Jamaludin
Financial Advisor @ Prodigiy
Telp. 021 68962925

Langkah I Perencanaan Keuangan


Menentukan Tujuan Keuangan

Langkah pertama dalam perencanaan keuangan adalah menentukan mimpi atau harapan-harapan dan cita-cita kita. Anggaplah pada tahapan ini Anda sedang bermimpi. Ya, tidak salahnya kita bermimpi! Jangan takut bermimpi karena mimpi adalah hak semua orang dan tentu tanpa pungutan restribusi atau pajak. Tanyakan pada diri Anda apa yang kalian kehendaki dalam hidup ini. Apartemen di Kelapa Gading? Mobil Alphard seri terbaru? Memiliki kawasan pertanian terpadu di pinggir Jakarta atau puncak? atau bahkan bulan madu ke ke Istambul atau ke Dubai?

Nah, jika sudah, bangunlah dari mimpi Anda untuk melihat realita apakah seluruh mimpi Anda sudah sesuai dengan kondisi kekayaan dan pendapatan Anda? Jika belum, kembalilah bermimpi. Namun, kali dengan mimpi yang lebih realistis. Jangan lupa prioritaskan hal mana yang ingin Anda dapatkan terlebih dulu.

Satu hal yang harus diingat, selain hal-hal yang menyenangkan tadi, masukkan di dalam prioritas Anda kebutuhan dana darurat. Dana darurat? Apalagi itu? Dana darurat adalah dana untuk keperluan yang munculnya tidak Anda duga, seperti biaya rawat inap di rumah sakit. Tentunya hal ini tidak diharapkan terjadi, tetapi tidak ada salahnya Anda berjaga-jaga seperti pribahasa "sedia payung sebelum hujan".

Setelah kita bermimpi dan mengukur secara realistik mimpi-mimpi keuangan seperti yang telah saya sampaikan dalam tulisan sebelumnya, kini giliran kita merasionalisasi mimpi-mimpi tersebut. Pikirkan secara serius apa sich tujuan akhir dari keuanan kita. Apabila sejak awal kita sudah memikirkan dan menentukan apa saja sih tujuan yang ingin kita capai dengan uang yang kita miliki, kita dapat membuat rencana keuangan yang sesuai, mengimplementasikannya sehingga akhirnya tujuan kita bisa tercapai dalam waktu yang lebih cepat. Bukankah lebih cepat, lebih baik. Seperti jargon JK dalam setiap kampanyenya.

Kira-kira apa saja tujuan keuangan itu: kita bisa memulainya dengan membagi tujuan keuangan menjadi tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Apa saja yang termasuk tujuan jangka panjang itu?

1.Dana untuk membiayai hari tua kita (masa pensiun), tentu sesuai dengan gaya hidup yang kita inginkan.
2.Dana untuk membiayai pendidikan anak sesuai dengan jenjang pendidikan tinggi yang dikehendaki (bisa S1,S2, atau sampai doktoral)
3.Dana yang akan kita wariskan kepada anak-cucu kita, jika kelak kita menghadap Tuhan.
4.Perlindungan keuangan dari risiko hidup yang mungkin saja terjadi pada diri kita, dan anggota keluarga lainnya.
5.Dana untuk mendirikan bisnis pasca bekerja bagi Anda para pekerja yang ingin berbisnis sambilan ataupun fulltime.
6.Dana sosial bagi Anda yang ingin mengabdikan dirinya untuk kegiatan amal bagi organisasi sosial yang Anda dirikan maupun hanya sebagai donatur saja.
7.Dana untuk perjalanan spiritual (ibadah haji dan wisata ruhani) bersama seluruh anggota tercinta.


Sedangkan tujuan keuangan jangka pendek misalnya adalah:
1.Membeli asset seperti rumah, mobil, barang elektronik dll
2.Melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi
3.Merenovasi rumah atau asset properti Anda
4.Rencana libur akhir tahun bersama keluarga
5.Melaksanakan kegiatan amal

Ada beberapa pedoman dalam menuntukan tujuan keuangan ini yakni, harus spesifik atau jelas apa yang diinginkan, dapat diukur, dapat dicapai, realistis dan mempunyai jangka waktu yang jelas dalam upaya pencapaiannya.

Dalam menentukan tujuan keuangan ini, perlu saya sampaikan bahwa perlu bagi Bapak/Ibu untuk dapat mencatat atu menuliskannya baik di sehelai kertas maupun file komputer Anda. Setelah itu kita harus mampu mengurutkan tujuan-tujuan itu ke dalam perioritas pencapaiannya. Tujuan apa yang paling penting dan berharga bagi Anda itulah yang harus diurutkan dalam urutan-urutan teratas sampai pada akhirnya tujuan-tujuan yang kurang terlalu penting/berharga bagi Anda. Hal ini mutlak dilakukan mengingat, kita sering dibatasi oleh sumber daya (pendapatan kita). Jangan sampai kita mampu mencapai tujuan kita yang sebenarnya bukan prioritas kita, justru sebaliknya apa yang paling kita dambakan dalam hidup ini tak terpenuhi, lantaran kita salah memberikan prioritas dalam tujuan.... (selamat membuat perencanaan Keuangan)

Nur Jamaludin
(021) 68962925
Financial Advisor (Prusyariah)

Selasa, 14 Juli 2009

Pengeluaran Tak Perlu


Saya pernah bertemu sepasang suami-istri yang berada pada masa-masa awal perkawinannya. Namanya, sebut saja Yanto dan Lilis. Mereka berdua datang kepada saya sekitar Juni 2000, di mana keduanya berusia sekitar 29 tahun. Belum punya anak, karena mereka berdua masih ingin menundanya sampai sekitar dua-tiga tahun lagi.
Mereka datang kepada saya dengan membawa masalah. Keduanya sama-sama bekerja, dengan penghasilan total sekitar Rp 2 juta per bulan. Total keduanya. Tapi pengeluaran mereka per bulan sekitar Rp 2 juta sampai 2,3 juta. Ini berarti, mereka terkadang juga mengalami defisit, dan defisit itu selalu diambil dari tabungan mereka, sehingga kalau dibiarkan terus, tabungan mereka akan terus menyusut sampai akhirnya habis sama sekali.

Sementara dari pengeluaran tadi tak ada sedikit pun yang ditabungkan. Karena itu, mereka datang kepada saya dengan harapan bahwa saya bisa memecahkan masalah mereka, sehingga tabungan mereka tidak akan habis hanya untuk menutupi defisit bulanan.
Saya menyebut ini sebagai Konsultasi Anggaran. Kami duduk bertiga di sebuah meja bundar, dan saya mulai mengamati catatan pemasukan dan pengeluarannya. Saya menyadari bahwa pada umur-umur seperti ini di mana keadaan keuangan mereka belum baik, mereka harus melakukan sejumlah penekanan pada pengeluaran mereka.
“Kita harus menekan pengeluaran-pengeluaran ini.” Kata saya sambil menunjuk pada kertas yang berisi pengeluaran-pengeluaran mereka.

“Ya… kami setuju,” kata Yanto. Ia menoleh pada Lilis istrinya. “Kami memang harus menekan pengeluaran-pengeluaran kami. Makanya kita datang kepada Anda, Pak Safir.”
Saya melihat pada catatan pengeluaran mereka. Di situ ada 25 pos pengeluaran yang mereka lakukan tiap bulan, hanya untuk biaya hidup saja. Di luar cicilan hutang dan premi asuransi.

Saya mulai menunjuk pada salah satu pos pengeluaran.
“Coret ini…” kata saya. Iuran langganan teve kabel, Rp 145 ribu sebulan.
Lilis membelalakkan matanya. “Lo, nanti kita enggak nonton apa-apa dong…”
Saya mendekatkan kepala saya. “Ada lima stasiun teve Indonesia yang bisa Anda tonton Mbak Lilis,” kata saya sambil menyebutkan kelima stasiun yang pasti sudah Anda tahu juga. “Anda masih bisa tetap nonton teve meskipun Anda tidak berlangganan lagi teve kabel.” Apalagi jumlah stasiun teve juga masih akan terus bertambah.
Konsultasi anggaran memang tidak selalu disukai oleh klien saya. Ini karena kadang-kadang mereka harus menekan pengeluaran-pengeluaran bulanan yang mungkin “berat” untuk ditekan. Tapi untuk menekan defisit mereka, memang harus ada yang dikorbankan.
Lilis masih kelihatan keberatan. Saya menatapnya lekat-lekat. “Anda masih mau defisit atau tidak?”

Lilis tidak bisa menjawab apa-apa. Ia hanya menoleh pada suaminya seperti meminta “pertolongan” dan berharap suaminya ikut bicara. Tapi Yanto hanya merangkul Lilis dan tersenyum kecil sambil berkata pelan, “Enggak apa apa…” Dia bisa mengerti bahwa memang itulah pengorbanan yang harus mereka lakukan untuk sementara.
Saya berkata lagi, “TV kabel itu enggak wajib. Anda berdua mungkin tahu tapi tidak menyadarinya. Malah — maaf kalau saya harus terus terang — kebanyakan pengeluaran-pengeluaran kita sebagai manusia sebetulnya enggak perlu dan enggak wajib.”
“O ya?” Yanto terheran. Ia menoleh ke kertas catatan pengeluarannya.
“Ya,” kata saya. “Lihat ini…” saya mulai menunjuk.
“Keanggotaan fitness. Enggak wajib!”

Saya menunjuk lagi ke pos di bawahnya. “Hiburan, enggak wajib…”
Sebelum saya meneruskan, Lilis memotong, “Lo, bagaimana kita bisa hidup kalau itu semua harus dihilangkan?”
“Saya tidak mengatakan bahwa Anda harus menghilangkan semua pengeluaran yang tidak wajib ini. Yang saya maksud, ada pos-pos yang memang wajib Anda bayar, dan jumlah yang harus Anda bayar memang sudah wajib sebesar itu. Tapi ada pos-pos lain yang memang sifatnya tidak wajib, di mana pada pos-pos ini Anda leluasa untuk menekan jumlah pengeluaran Anda. Tidak perlu dihilangkan kalau memang Anda tidak mau.”
Mereka kelihatan mulai mengerti. Malah sebetulnya, Anda - pembaca - boleh percaya boleh tidak, bahwa banyak sekali pengeluaran-pengeluaran yang kita lakukan sebetulnya sifatnya tidak wajib, sehingga Anda bisa leluasa menekan jumlah pengeluarannya. Sebut saja: Fitness? Rekreasi? Nonton? Semua itu tidak wajib. Paling tidak dari sekali seminggu, bisa Anda kurangi menjadi sekali dalam dua minggu atau sekali sebulan.

Telepon? Enggak wajib. Kurangi bicara yang tidak perlu di telepon. Selain menghabiskan energi, juga menghabiskan biaya.
Makanan? Enggak wajib. Ada banyak bahan makanan yang sebaiknya Anda beli, tapi ada juga bahan makanan yang bisa Anda belakangkan prioritasnya. Biskuit misalnya.
Baju? Enggak wajib. Baju memang penting, tapi Anda mungkin bisa menekan jumlah rupiah yang Anda keluarkan untuk baju kalau memang pengeluaran Anda untuk baju terasa besar. Kalau biasanya beli baju baru sebulan sekali, sekarang coba dijadikan dua bulan sekali.

Mudah-mudahan Anda mengerti maksud saya bahwa hampir semua pengeluaran yang Anda lakukan sifatnya adalah tidak wajib. Sekali lagi, tidak wajib di sini adalah bahwa jumlah uang yang Anda keluarkan sebetulnya tidak harus sebesar sekarang. Anda bisa menekannya kalau Anda mau, terutama apabila Anda selalu mengalami defisit setiap bulan. Anda bisa kalau Anda mau.

Jangan merasa tertekan atau terjebak dengan tulisan saya kali ini. Di lain pihak, memang ada banyak pengeluaran dalam hidup Anda yang tidak bisa Anda ubah dengan mudah atau dengan cepat. Sebagai contoh, kalau Anda membeli kendaraan seperti mobil atau motor, Anda pasti akan dengan rutin mengeluarkan biaya untuk perawatannya, di mana jumlahnya tidak selalu bisa Anda tekan.

Anda bisa mengendalikan pengeluaran-pengeluaran yang tidak wajib itu kalau Anda mau. Hanya saja Anda mungkin belum menyadarinya karena Anda sudah terlalu lama mengeluarkan jumlah uang yang sama untuk membayar pengeluaran-pengeluaran tersebut.
Prinsipnya, bila pengeluaran Anda setiap bulannya selalu lebih besar daripada pemasukan Anda (defisit), hal itu biasanya terjadi bukan karena kecilnya penghasilan Anda, tapi karena sikap Anda sendiri. Dan sikap itulah yang harus berubah terlebih dahulu kalau Anda ingin menghilangkan defisit Anda setiap bulan.
Kalau sikap Anda tidak berubah, maka seberapa pun besarnya penghasilan Anda nantinya, Anda tetap saja akan mengalami defisit. Sampai kapan pun.

Dikutip dari Tabloid NOVA No. 656/XIII. Ditulis oleh Safir Senduk.

Sabtu, 20 Juni 2009

Sudahkah Anda Merencanakan Masa Pensiun Anda?


Hasil survey Majalah MARKETING tentang prilaku konsumen Indonesia sebagian besar konsumen Indonesia memiliki karakter unplanned. Konsumen Indonesia biasanya suka bertindak last minute, mayoritas konsumen kita juga suka berpikir jangka pendek dan sulit diajak berpikir jangka panjang. Masih banyak konsumen Indonesia yang tidak melakukan perencanaan keuangan untuk masa depannya bahkan mereka tidak mempersiapkan rencana apapun jika terjadi sesuatu di masa mendatang. (Survey yang dilakukan oleh Majalah MARKETING & diterbitkan pada Edisi Khusus/II/2007).


Sebuah survey lainnya oleh LIMRA (Life Insurance Marketing Research Association) yang dilakukan terhadap 100 orang muda yang berusia 25 tahun dan apa yang terjadi pada mereka 40 tahun kemudian yaitu pada usia 65 tahun, hasilnya sangat mengejutkan :


1% yang menjadi kaya (secara financial),
4% memiliki keuangan yang mandiri
5% masih bekerja,
12% bangkrut,
36% sudah meninggal,
54% mengandalkan kehidupannya pada anak, panti Jompo atau sumbangan orang lain.

Majalah SWA edisi Juli 2004 juga pernah menurunkan hasil survey Perencanaan Keuangan yang hasilnya ternyata 80% eksekutif terancam miskin dihari tuanya karena mereka konsumtif, besar pasak dari pada tiang dan investasi yang kacau.


Survey lainnya yang dilakukan oleh CitiBank tentang Financial Quotient, dikutip oleh Majalah FEMINA edisi No.02/XXXVI, mengatakan bahwa 6 dari 10 orang Indonesia tidak yakin Tabungan mereka akan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan financial dan membawa mereka dalam kehidupan nyaman dimasa pensiun.

Sifat konsumen yang cenderung tidak memiliki rencana ini terlihat dari masih banyaknya konsumen Indonesia yang tidak melakukan perencanaan keuangan atau tepatnya proteksi keuangan untuk masa depannya bahkan mereka tidak mempersiapkan rencana apapun jika terjadi sesuatu di masa mendatang. Menurut data AAJI (Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia), saat ini baru 5% dari 230 juta penduduk Indonesia yang memiliki polis asuransi jiwa. Itupun sebagian besar ikut asuransi karena perusahaan tempat mereka bekerja memberikan fasilitas asuransi. (Kontan No. 34-XII, 23-29 Mei 2008).

Tahukah Anda berapa yang harus Anda sediakan untuk Pensiun Anda?
Jumlah yang Anda sediakan adalah sejumlah minimal 80% dari biaya hidup Anda setahun saat ini ditambah inflasi selama kurun Anda menabung dari Anda dikali masa pensiun yang Anda kehendaki semisal (15 tahun, ini jika Anda ingin pensiun di usia 55 th).

Jika Anda berpengeluaran Rp 120 juta setahun dan Anda berusia 3o tahun saat ini maka saat Anda pensiun diusia 55 tahun dengan asumsi hidup Anda sampai usia 70 tahun maka 15 tahun masa pensiun tersebut Anda harus menyiapkan dana sejumlah Rp. 11,136,022,698
untuk biaya hidup Anda selama 15 tahun. Sudahkah Anda menyiapkan dana sejumlah ini? Jika belum, ayo kita bisa mulai saat ini. Berinvestasi selagi mudah akan memberikan return yang lebih besar. Tidak ada waktu untuk menunda,semakin cepat semakin baik.

Nur Jamaludin
Financial Advisor @ Prodigy
Menara Thamrin Lt 17
Jakarta

NB: Kepada teman-teman yang ingin sharing bagaimana menyiapkan dana pensiun sejak dini silahkan hubungi kami (021) 689629 25. Kami bersedia menghitungkan kebutuhan Anda dan memberikan solusi untuk hal ini.

Jumat, 19 Juni 2009

Perencanaan Keuangan (bag ke-2)


Setelah sebelumnya saya memposting urgensi perencanaan keuangan dari persfektif alquran surat Al Hasyr:18 dan An Nisa:9. Kali sedikit saya mengulas apa sich perencanaan keuangan itu dan apa saja tahapan yang diperlukan untuk membuat perencanaan keuangan yang baik bagi keluarga Anda.

Perencanaan kuangan adalah sebuah upaya mengelola keuangan dengan cara bijak guna memenuhi cita-cita dan harapan-harapan kita pada masa yang akan. Seperti kita ketahui banyak cita-cita dan keinginan kita dalam hidup ini di antaranya adalah: pensiun di usia yang tak terlalu tua dengan kondisi keuangan yang memadai sampai akhir hayat kita, menyekolahkan anak sampai jenjang S2 di Universitas luar negeri atau kampus terbaik di negeri ini, pergi haji bersama keluarga besar kita (anak,istri dan kedua orang tua dan mertua kita), memiliki usaha seteleh pensiun, menjalankan aktivitas social dengan menggunakan dana dari kantong kita sendiri dll.

Untuk mencapai hal-hal tersebut di atas tentu memerlukan budget yang banyak, karena persiapan dan perencanaan yang baik mutlak diperlukan. Sejatinya, sejak kita mulai berpenghasilan sudah melakukan persiapan untuk mencapai hal-hal di atas. Semakin kita menunda menyiapkannya maka semakin sulit kita mengejarnya. Ingat dalam hidup ada istilah oportunity cost, inflasi, ini harus menjadi perhatian kita. Karena kita harus megenali langkah atau tahapan apa yang harus kita lakukan untuk merencakan keuangan keluaga kita. Setidaknya ada 6 tahapan/langkah yang harus kita tempuh:

1. Menentukan cita-cita/harapan/tujuan keuangan kita
2. Melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh (general chek up) terhadap kondisi keuangan kita
3. Memastikan rencana keuangan kita
4. Mengenali instrument investasi dan profil resiko kita
5. Mulailah menentukan investasi sesuai kemampuan Anda
6. berdisiplinlah dan monitor terus antara rencana dan hasil yang telah didapat…

Setidaknya inilah beberapa hal yang menjadi konsen kita dalam merencankan keuangan keluarga kita.... Insya Allah ke depan coba saya jelaskan masing-masing tahapan di atas...
Terimakasih.... salam sukses dan bahagia

Nur Jamaludin
Financial Advisor @Prodigy
Menara Thamrin floor17
Telp (021) 68962925

Perencanaan Keuangan (bag ke-1)


Teman, saya ingin sekali berbagi dengan Anda tentang perencanaan keuangan. Dan kali ini saya mau menulis seputar bagaimana merencanakan keuangan keluarga Anda. Namun sebelumnya izinkan saya mengutip ayat Al Quran sebagai inspirasi dalam tulisan ini:

Firman Allah:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok, bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kalian kerjakan” (Al Hasyr:18)

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucap perkataan yang benar” (Annisa:9)

Dari 2 ayat di atas setidaknya ada beberapa hal yang bisa saya simpulkan… tapi sebelumnya saya mohon maaf karena dalam menyimpulkan ayat di atas saya tidak menggunakan kaidah tafsir apapun… saya hanya menyimpulkan berdasarkan pandangan (ro’yu) saya saja… Secara khusus saya hanya menyimpulkan berdasarkan persfektif perencanaan keuangan saja:

1. Ayat di atas mengajarkan kita untuk memperhatikan masa depan, ini artinya apa yang kita kerjakan hari ini haruslah merupakan satu rangkaian (alur) yang tak putus dengan apa yang kita inginkan, kita kehendaki dan rencanakan di masa depan. Dalam konteks perencanaan keuangan kita mengenal fase-fase pengeluaran uang yang dari masing-masing fase itu memiliki penekanan yang berbeda. Karenanya penting bagi kita untuk tahu dan mampu merencanakan keungan kita dengan bijak agar hidup kita menjadi lebih baik di kemudian hari.

2. Ayat kedua lebih spesifik mengingatkan kita untuk mampu menjaga amanah terbesar dalam kehidupan di keluarga kita yakni anak. Ayat di atas menekankan kepada kita untuk menjamin kebutuahan-kebutuhan asasi mereka seperti pendidikan, kasih sayang, dan lingkungan yang baik. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut tentu kita tak bisa menafikan asfek keuangan yang memadai. Sederhananya, untuk menyiapkan anak yang kuat, sehat, cerdas, dan saleh tentu kita membutuhkan makanan yang baik, pendidikan yang ungggul, pendidikan mental yang serius. Hal ini tentu memerlukan uang bukan?

Dalam tulisan selanjutnya, Insya Allah saya akan membahas secara sederhana bagaimana merencanakan keuangan keluarga?

PruSyariah Dana Pendidikan, Solusi Anda



Anda pasti berharap anak Anda kelak menjadi “orang”? Pertanyaannya sudahkah Anda sebagai orang tua menyiapkan kebutuhan masa depan anak Anda sejak dini? Saya yakin Anda telah memikirkannya... Tapi cukupkah memikirkannya saja? Oh yaa tentu tidak... Anda harus berbuat sesuatu dari sekarang. Lakukan yang terbaik agar anak – anak Anda nanti bisa tumbuh berkembang. Salah satunya menyiapkan pendidikan terbaik untuk kelak menjadi orang yang berhasil --lebih berhasil dari Anda sendiri-- itu baru orang tua yang baik.

Sering dengar kampanye di TV tentang Sekolah Gratis ? Apa memang gratis betulan ??? Memang gratis... tapi yang gratis kan SPP-nya dan itu kan cuma di sekolah negeri ajach..... Lantas apakah Anda yakin dengan kualitas pembelajaran di sekolah gratis itu. Biasanya yang namanya gratis kualitasnya mudah dipertanyakan.... Tentu kita semua berharap bahwa ke depan sekolah benar-benar gratis dan kualitasnya pun tak kalah dengan sekolah-sekolah internasional. Kita boleh berharap tapi jangan juga meninggalkan persiapan yang mesti kita lakukan untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak kita.

Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan mimiliki polis asuransi pendidikan. Asuransi pendidikan penting bagi Anda karena selain memberikan keuntungan investasi, kita juga akan mendapatkan perlindungan (proteksi), sehingga ketika terjadi resiko terhadap Anda. Maka harapan Anda untuk memberikan pendidikan terbaik bagi putra-putri Anda masih bisa diwujudkan. Karena kewajiban Anda menyediakan dana pendidikan sesuai dengan apa yang Anda rencanakan akan dicover oleh perusahaan Assuransi.

Jadi, semakin dini maka akan semakin baik karena akan semakin banyak dana terkumpul , semakin besar jaminan kepastian pendidikan anak Anda tertata dengan baik , semakin ringan Anda menjalankan kewajiban anda sebagai orang tua. Betul khan ?
PRUSyariah Dana Pendidikan akan membantu Anda mewujudkan impian anak-anak Anda dengan minimal investasi adalah sebesar Rp.350.000 / bulan atau sebesar Rp.12.000 / hari anda menyisihkan uang untuk dana pendidikan putra - putri Anda.

Bagi Bapak / Ibu yang memiliki Penghasilan besar , saya sarankan untuk menyediakan dana lebih misalnya : Investasi per bulan nya sebesar Rp.500.000 atau Rp.1.000.000 / bulan , bisa juga Rp.5.000.000 / bulan , atau mungkin lebih besar lagi ?

Sekarang hubungi saya saja , sebutkan nama Anda dan nama anak Anda, umur Anda dan umur anak Anda , akan saya buatkan Ilustrasi Asuransi Pendidikan dari PruSyariah, nanti file ilustrasi nya akan saya kirimkan segera ke email Anda.
Telp saja 021 68962925 saya akan datang ke rumah Anda.

Senin, 15 Juni 2009

Investasi Emas, Asuransi Pendidikan atau Dana Pensiun?


Seorang teman bertanya kepadaku, apakah investasi emas lebih baik daripada asuransi dana pendidikan dan asuransi dana pensiun? berikut jawabanku:

Mbak/ibu Uchi terima kasih atas pertanyaan yang disampaikan kepada kami. Pada prinsipnya semua investasi yang ibu sebutkan adalah baik. Saya tidak bisa menjawab mana yang lebih baik, karena ketiga hal yang ibu sebutkan di atas semua kita butuhkan. Persoalannya adalah apa yang harus kita dahulukan? Investasi melalui emas atau ikut program asuransi pendidikan/dana pensiun. Jadi untuk menjawab itu, saya akan menjelaskan sedikit tentang masing-masing produk investasi di atas.

Saya ingin menjelaskan sedikit sebelum kita mengambil kesimpulan mana yang penting/perlu kita lakukan untuk mengembangkan keuangan kita. Investasi adalah menyisihkan dana untuk ditempatkan pada aset-aset yang diharapkan akan mengalami pertumbuhan nilai (yield) yang lebih baik dari tabungan. Investasi ini akan digunakan untuk kebutuhan di masa mendatang yang relatif agak panjang, seperti persiapan dana untuk anak kuliah, persiapan pensiun dan lain sebagainya. Investasi dalam produk keuangan bisa dilakukan dengan cara membeli saham, reksa dana, obligasi, atau alternatif investasi lainnya.

Kita juga mengenal emas sejak lama sebagai instrumen investasi. Kenapa logam mulia ini digunakan sebagai alat investasi? karena nilainya yang sangat stabil dan tidak memiliki dampak inflasi (zero inflation effect). Sebagai contoh: pada zaman nabi Muhammad saw untuk membeli seekor kambing (qibas) dibutuhkan 2 Dinar (dinar adalah koin emas yang digunakan untuk alat tukar yang terbuat dari emas 22 karat dg berat 4,25 gram), dan sekarang ketika kita ingin membeli 1 ekor kambing yang paling bagus sekalipun dengan menggunakan 2 koin emas dinar tersebut masih sangat mungkin bahkan kita masih mendapatkan kembaliannya. Harga dinar hari ini Rp. 1,342,740 atau harga emas 22 karat sebesar Rp 285,208. Stabilitas kurs emas bahkan bisa melampaui nilai Dollar. Ini artinya harga emas berbanding lurus dengan tingkat inflasi dan perubahan harga mata uang Dollar Amerika. Jadi kalau inflasi meningkat atau mata uang Dollar Amerika meningkat, maka harga emas pun ikut meningkat.

Keuntungan lainnya, harga emas dipatok dalam US$. Kalau terjadi peningkatan nilai US$, Anda dapat dua keuntungan sekaligus, yaitu dari kenaikan Dollar dan kenaikan harga emas itu sendiri. Namun, bila terjadi sebaliknya, hal ini bisa jadi pedang bermata dua tapi trendnya kenaikan harga emas selalu di atas harga Dollar.
Bila dibandingkan dengan berinvestasi langsung di mata uang US$, emas lebih menguntungkan. Di Indonesia, money changer relatif rewel. Mereka menghargai murah mata uang keluaran lama atau mata uang yang terlipat. Belum lagi ada risiko nomer seri palsu. Akibatnya, menyimpan mata uang USD harus selalu diperbarui. Berbeda dengan emas yang bisa dibeli dan didiamkan saja beberapa lama.

Selain koin emas dinar, Kita juga mengenal 2 macam produk emas lainnya, yakni: emas perhiasan dan batangan. Jika Anda membeli perhiasan emas, berarti kita membayar harga emas tersebut ditambah dengan ongkos pembuatan perhiasan tersebut. Artinya: makin rumitdan elok modelnya makin banyak uang yang kita bayarkan untuk ongkos pembuatannya. Tetapi ketika kita menjualnya, biasanya kita akan menerima harga emasnya saja. Sedangkan ongkos pembuatannya menjadi biaya yang harus kita keluarkan. Sedangkan emas batangan adalah emas yang tidak berbentuk perhiasan. Jika kita membeli emas batangan, kita hanya membayar harga emasnya saja, begitu juga ketika Anda akan menjualnya.

Kekurangan investasi emas terutama pada segi storage dan handling. Menyimpan “hard asset” seperti emas relatif beresiko dan mahal. Selain itu, apabila penyimpanan kurang baik, walau dibungkus protective cover, memungkinkan terjadinya oksidasi dan perubahan warna. Khusus emas berbentuk koin, kalau jatuh, penyok, atau cuil (chipped), sulit untuk di-treatment ulang dan bisa mengurangi harga. Kalau saya bilang, emas kurang cocok buat mereka yang ceroboh atau sembrono.
Selain itu, jika kita memiliki emas yang cukup banyak mungkin kita akan khawatir jika melakukan penyimpananannya di rumah sendiri. Tentu ini problem buat kita. Jangan sampai harta kita justru mengganggu perkebangan psikologis kita akibat ketakutan dan kekhawatiran yang tinggi terhadap resiko kecurian. Memang ada solusinya dengan menyimpan pada bank dalam safe deposit box. Tentunya ini memerlukan biaya. Minimal per tahun sekitar Rp 400-700ribuan.
Selanjutnya perlu sedikit saya jelas apa itu produk asuransi. Asuransi secara sederhana dapat digambarkan sebagai suatu mekanisme transfer resiko (risk transfering) keuangan dari satu pihak kepada pihak lain atau dalam konsep asuransi syariah dimaksudkan sebagai upaya tolong menolong antara sesama peserta dengan jalan mengshare resiko kepada seluruh anggota. Resiko musibah bisa terjadi pada kita, hal ini tentu akan menimbulkan resiko keuangan. Sebut saja, seorang pekerja bisa saja mengalami resiko cecat tetap, penyakit kritis, ataupun meningal dunia dalam hidupnya jika ini terjadi bukan tidak mungkin ia kehilangan incomenya. Hal ini bisa diminimalisir dengan kita ikut program asuransi. Jadi jelas, kegunaan produk asuransi adalah untuk ‘tempat bergantung’ dalam menghadapi keadaan yang tidak diinginkan dan memerlukan biaya besar, seperti operasi, atau ketika mengalami penyakit kritis sampai ke musibah kematian. Dengan produk ini, beban keuangan yang seharusnya Anda tanggung dapat dialihkan (risk transfering) ke perusahaan asuransi atau dalam produk syariah dilakukan (risk sharing) ke semua anggota/peserta asuransi.

Lalu apa asuransi pendidikan itu? Asuransi Pendidikan adalah asuransi yang memberikan dua fungsi (asuransi dwiguna) yaitu fungsi proteksi dan fungsi investasi. Ia memberikan fungsi proteksi dengan menanggung resiko kematian atas Anda, yaitu menjanjikan sejumlah tertentu uang jika Anda mengalami kematian. Biasanya uang pertanggungan yang diberikan disesuaikan dengan biaya pendidikan anak yang sudah disepakati dalam polis. Asuransi ini juga berfungsi sebagai investasi dengan mengelola dan menginvestasikan sebagian premi yang Anda bayarkan. Sebagai gantinya, perusahaan asuransi akan memberikan sejumlah dana yang besarnya sudah disepakati dalam polis dan waktu pembayarannya juga dijadual dalam polis agar sesuai dengan waktu sekolah si anak.

Selanjutnya apa itu Asuransi Dana Pensiun? Prinsip dasarnya sama seperti asuransi pendidikan seperti saya jelaskan di atas. Asuransi Dana Pensiun adalah asuransi yang memberikan proteksi keuangan terhadap risiko meninggal dunia dan sekaligus berfungsi sebagai tabungan untuk persiapan di masa pensiun. Lebih jauh, asuransi ini memberikan perlindungan keuangan (income protection) kepada ahli waris peserta, jika peserta meninggal dunia dalam masa asuransi ataupun jika peserta masih hidup pada akhir masa asuransi. Santunan yang akan diterima oleh peserta atau ahli warisnya dapat dibelikan anuitas yang memberikan uang secara berkala setiap bulan kepada peserta atau ahli warisnya.


Jika Anda mengikuti program asuransi dana pensiun ini tentunya Anda harus membayar premi, bisa tahunan atau bulanan. Jika Anda masih hidup sampai memasuki saat pensiun, maka Anda biasanya diperbolehkan memilih untuk mendapat sejumlah uang secara lumsump (biasanya 100 persen dari manfaat asuransi) atau memilih untuk mendapatkan uang pensiun setiap bulan secara berkala (anuitas). Nah, yang menarik di sini, jika peserta meninggal sebelum pensiun (misalkan karena sakit) istri atau anak akan mendapatkan uang pertanggungan asuransi (biasanya 100 persen) dari manfaat asuransi atau pembayaran uang pensiun secara berkala sampai meninggal dunia.
Jika peserta meninggal dunia karena kecelakaan, istri akan menerima manfaat asuransi (biasanya 200 persen dari manfaat asuransi). Tapi tentunya setiap produk bisa saja memiliki fitur yang berbeda-beda dalam memberikan fasilitas proteksi ini. Jadi penting sekali bagi Anda untuk teliti sebelum membeli. Pilihlah perusahaan asuransi dengan peringkat yang bagus. Ini bisa dilihat pada beberapa majalah yang secara berkala mengeluarkan peringkat perusahaan asuransi.

Dari uraian di atas, menurut saya kita membutuhkan ketiganya. Lalu mana yang harus kita pilih terlebih dahulu? Sebelum kita berinvestasi ada baiknya kita mengenal dulu piramida keuangan. Piramida keuangan ini menggambarkan step-step berinvestasi. Ke depan nanti secara bertahap akan saya jelaskan. Dalam piramida keuangan, setidaknya ada 6 pos keuangan yang harus kita penuhi terdahulu sebagai fundamental keuangan keluarga kita sebelum kita berinvestasi. Hal ini harus kita penuhi agar ketika investasi kita tak membuahkan hasil, kita masih tetap survive dan tidak terlalu terpukul/shock karena kita masih mampu memenuhi pos-pos urgent dalam pengeluaran rumah tangga kita. Pertama adalah kebutuhan pokok rumah tangga, jadi jangan ngomong soal investasi kalau untuk memenuhi kebutuhan pokok saja kita tak mampu. Selanjutnya adalah dana darurat (emergency fund), setelah memenuhi kebutuhan pokok kita harus mengisi pos dana darurat yang jumlahnya 3-6 bulan biaya rumah tangga kita. Bentuknya harus dana liquid (uang tunai atau simpanan tabungan di bank).

Berikutnya ke-3 s/d ke-6 masing-masing kita harus memiliki proteksi keluarga, dana pendidikan anak, dana pensiuan dan persiapan warisan (estate planning). Pos ketiga sampai keenam ini sangat penting untuk dipenuhi, kita harus mampu menyisihkan pendapatan kita untuk keempat pos di atas. Selanjutnya barulah kita memasuki ranah investasi lainnya. Jadi menurut saya sangat baik jika kita memiliki investasi emas karena ia akan mampu meng”hedging” (melindungi) nilai uang kita dari inflasi. Namun demikian, sudah selayaknya kita memiliki polis asuransi pendidikan untuk anak kita yang akan melindungi cita-cita mereka untuk mengejar mimpinya dan dana pensiun juga amat penting kita miliki karena saya yakin semua orang menginginkan ketika masa pensiunnya tiba ia tak capek lagi untuk bekerja keras memenuhi biaya-biaya hidupnya di hari tua. Kita juga merindukan di kala pensiun kelak, hari-hari dijalani dengan santai, senang dan bahagia. Ketika kita mengikuti program asuransi dana pensiun kita juga sekaligus bisa mengambil program persiapan warisan, karena kita bisa menentukan berapa nilai pertanggungan yang mau kita wariskan ke anak-anak kita. Semoga ibu Uci memahaminya. Selamat berinvestasi. Sukses dan salam bahagia.

Nur Jamaludin (Bintaro 15 Juni 2009)
Catatan: Bu Uci saya siap membantu ibu jika akan mengambil produk asuransi yang baik. Telp saja saya di nomor (021) 68962925.

Selasa, 09 Juni 2009

Ayo Segera Siapkan Dana Pendidikan Anak Anda


Seorang teman mengeluh kepadaku...... ”Uh... sekolah zaman sekarang pusing ngurusnya, bingung mo masukin anak sekolah, mahal banget....” emangnya berapa pak, tanyaku... ”masuk SDIT uang masuknya ajah Rp6,5 juta”. ”Itu murah pak”, jawabku. ”kemaren di sekolah anakku masuk TK ajach Rp 8 juta-an”,tambahku. Itulah sekelumit dialogku dengan seorang teman yang mengeluhkan biaya pendidikan saat ini.

Beberapa minggu kemudian, temanku mengontakku... ”pak, tolong cariin pembeli dong aku mo jual laptopku, biaya masuk sekolah dah jatuh tempo” Karena sayang dan cintanya yang amat tinggi kepada anaknya tersebut, temanku rela menjual Laptopnya yang kebetulan baru dia beli 4 bulan lalu. Dan setahuku laptop tersebut adalah perangkat utama yang dia gunakan untuk mencari nafkah sehari-hari.

Kita mafhum bahwa biaya pendidikan saat ini sangatlah mahal. Memang ada sekolah murah. Tapi, rasanya banyak orang yang gak tega memasukkan anak ke sekolah tersebut, karena khawatir kualitas pendidikannya rendah. Kita bisa membayangkan kalau pendidikan dasar saja dah mahal bagaimana biaya di perguruan tinggi. Apalagi perguruan tinggi sekarang sudah ”diprivatisasi” melalui Undang-Undang BHP. Berapa dana yang harus kita siapkan nanti, 10 sd 13 tahun yang akan datang... tentu akan lebih mahal lagi.

Belajar dari pengalaman temanku, lewat tulisan ini saya ingin berbagi dengan teman-teman. Banyak di antara orang tua yang ¬ telah sadar bahwa pendidikan itu sangat penting ¬tetapi saya melihat masih sedikit yang mempedulikan persiapan dana pendidikan itu sendiri. Seperti pengalaman teman saya tadi. Seandainya saja ia menabung Rp 200 ribu sebulan ketika anaknya masih berusia 1 tahun. Saya memastikan ia tak lagi harus menjual laptop kesayangannya. Jadi penting ga sich kita menyiapkan dana pendidikan sejak sekarang?

Setidaknya ada 5 hal kenapa kita mesti menyiapkan dana pendidikan anak kita sedini mungkin:

1. Saat ini biaya pendidikan sangat mahal
Saya ingat betul ketika masuk kuliah 11 tahun lalu di sebuah Universitas Negeri di Jakarta, saya hanya membayar uang masuk kuliah sebesar Rp 500.000,- dan uang semesteran hanya sebesar Rp 254.000,-. Dan sekarang ketika saya bertanya dengan salah seorang mahasiswa di almamater saya tersebut ia harus mengeluarkan uang masuk hampir Rp 10 juta dengan uang semesteran lebih dari Rp 2juta. Teman contoh di atas adalah untuk kampus negeri dan memang terkenal paling murah di Jakarta. Tentu kita bisa membayangkan bagaimana kampus swasta papan atas atau menengah, tentu lebih mahal lagi. Dan konon untuk uang masuk saja ada kampus yang memumungut biaya sampai Rp 100 juta. Coba kita bayangkan ke depan andaikan sekarang anak kita berusia 3 tahun berarti 15 tahun yang akan datang. Pasti ini akan membuat kita sesak nafas.

2. Inflasi yang Tinggi untuk Biaya Pendidikan.
Setelah kita tahu bagaimana mahalnya biaya pendidikan, kita juga harus menyadari bahwa perekonomian dunia tak pernah lepas dari inflasi. Kami ingat betul inflasi lebih dari 70% pernah terjadi di tahun 1998. Dan rata-rata inflasi kita 6 s/d 12 persen. Jika kita ambil rata-rata saja 10 % pertahun, kita bisa memperkirakan biaya pendidikan tinggi untuk anak kita 15 tahun kemudian jika biaya masuknya saja sekarang Rp 10 juta berarti sebesar hampir Rp 42.0000.0000,00 dan jika uang masuknya Rp 100.000.000,00 saat ini berarti 15 tahun yang akan datang kita harus menyiapkan dana Rp 420.000.000,00.

3. Standar Pendidikan yang Terus Meningkat
Perkembangan zaman yang begitu pesat membuat standar kehidupan menjadi meningkat pula. Untuk dapat eksis dalam kompetisi ke depan tentu sangat membutuhkan kualitas SDM yang hebat. Hal ini tentunya sangat membutuhkan tenaga-tenaga terdidik. Saat ini kita bisa menyaksikan bagaimana sulitnya mencari pekerjaan bagi lulusan SMA dan S1. Apatah lagi nanti 15 tahun kemudian, tentunya standar pendidikan minimal akan lebih tinggi lagi.

4. Perkembangan Ekonomi tak Selamanya Baik
Analis ekonomi mengatakan bahwa tahun 2008 ekonomi dunia berada dalam kondisi buruk dan tahun 2009 sampai 1 tahun ke depan kecenderuangan ekonomi masih akan buruk. Kita tak menyangka kalau Amerika yang ekonomi negaranya dikagumi banyak orang ternyata harus terpuruk. Ratusan perusahaan besar di negeri Paman Syam tersebut banyak yang bangkrut. Hal ini pun membawa dampak negatif kepada ekonomi kita. Ke depan ketidakpastian ekonomi pun tetap menghantui negera kita, karena interdependensi ekonomi dunia adalah keniscayaan. Sebagian kita merasakan dampak buruk ekonomi dunia ini terhadap penghasilannya. Jadi bukan tidak mungkin kita yang hari ini tak merasakan, akan ikut juga merasakan dampaknya terhadap ekonomi keluarga kita.

5. Banyak Resiko terhadap Tubuh kita
Kita kadang sering tidak menyadari bahwa tubuh kita lambat laun menua. Semakin tubuh kita menua semakin banyak problem menghampirinya. Mulai dari tenaga yang tak sekuat dahulu, mudah capek, cepat lelah, bahkan gampang sakit-sakitan. Jika ini terjadi maka produktifitas kita dipastikan akan menurun. Bukan tidak mungkin suatu saat kita tak mampu lagi bekerja karena terkena risiko tubuh yang kita tak kehendaki, semisal penyakit atau cacat permanen. Tentu kita berharap dan berdoa kepada Tuhan untuk terhidndar dari hal ini. Jadi, sangat urgen bagi kita yang ingin melihat anak kita tumbuh menjadi sosok yang melampaui kesuksesan kita untuk menyiapkan dana pendidikan selagi kita masih mampu berbisnis atau bekerja.

Setidaknya 5 hal di atas bisa menjadi pertimbangan teman-teman untuk mau dan bisa menyiapkan dana pendidikan anak-anaknya dari sekarang..... salam Bahagia

Bagi Teman-teman yang mo sharing tentang hal di atas. Bisa janjian dengan saya. Silahkan telpon/sms saya di nomor (021) 68962925. Kita bisa bertemu di kantor saya Menara Thamrin Lt.17. atau bisa janjian di tempat lain yang dikehendaki...

Selasa, 12 Mei 2009

Proteksi Income Anda



Berikut ini adalah informasi ini sangat bermanfaat buat kita.

Tips dan triks memilih asuransi yang benar:
(F. Rasdi LUTCF - Praktisi dan Perencana Keuangan)

1. Tentukan kebutuhan dasar akan manfaat asuransi, karena tujuan asuransi
yang terpenting adalah perlindungan financial untuk keamanan keuangan
keluarga, kita bukan ingin melindungi jiwa tapi yang sebenarnya adalah
melindungi income / pendapatan karena dampak kematian seseorang.

tips:
untuk menghitung nilai pertanggungan yang ideal adalah (minimal) 200 kali
dari pengeluaran bulanan, contoh jika living cost kita per bln adalah Rp 5 jt,
maka pertanggungan yang ideal adalah 200 X Rp 5 jt atau Rp 1Milyard.
dana Rp 1milyard ini akan digunakan untuk uang abadi, karena jika dana tsb
didepositokan dengan return 1/2 % per bulan, maka akan menghasilkan dana
abadi sebesar Rp 5jt per bulan (hasil deposito tanpa menganggu dana pokok).

2. Setelah menentukan uang pertanggungan maka pilihlah jenis asuransi yang
dapat mengcover pertanggungan sesuai kebutuhan namun idealnya tidak
melebihi 10% dari income kita pertahun.

tips:
jika anda memilih produk yang tepat maka u/ membeli pertanggungan Rp 1 Milyard,
katakan seseorang berusia 30 thn, maka premi yang dibayarkan per bulan tak akan
lebih dari Rp 175 Rb atau sekitar Rp 2 jt per tahun, tentunya besarnya premi akan
ditentukan oleh tingkat usia seseorang, namun jika anda salah memilih produk,
bisa jadi u/ membeli pertanggungan Rp 1Milyard harus membayar premi diatas
Rp 20 jt/ thn.

3. Review Polis
bagi anda yang telah mempunyai polis atau calon pemilik polis, sebaiknya tidak
segan u/ selalu mereview akan manfaat polis yang ada, bisa jadi seseorang telah
mempunyai 3-4 polis dengan total premi sekitar 10 jt/thn , namun setelah dihitung
jumlah pertanggungan yang ada ternyata tidak melebihi Rp 100 jt, sementara
kebutuhan per bulan adalah sekitar Rp 5 jt yang mana membutuhkan pertanggungan
ideal sekitar Rp1 Milyard.

tips:
cara memastikan polis yang anda beli sudah benarkah adalah dengan membagi antara
pertanggungan dasar (Uang Pertanggungan) dengan premi per thn yang dibayar, jika
hasil pembagiannya adalah jauh dibawah 100 kali maka polis anda bisa jadi tidak ideal
alias terlalu mahal, contoh polis ideal adalah seperti diatas, seseorang usia 30 thn
membayar premi Rp 2 jt per tahun untuk mendapatkan pertanggungan Rp 1 Milyard,
artinya pertanggungan yang ada adalah 500 kali dari premi yang dibayar.


Kurangi Belanja Sisihkan untuk Pendidikan Anak Anda


Sahabat, saya pernah menjanjikan bagaimana merencanakan keuangan untuk pendidikan anak-anak kita. Tulisan berikut semoga ada manfaatnya yaa… Bagi kita para orang tua sangatlah penting membangun kesadaran untuk mempersiapkan dana/anggaran untuk pendidikan anak-anak kita. Sebab, prinsipnya semakin dini mempersiapkan dana pendidikan anak maka akan semakin baik. Sebab, semakin dini mempersiapkannya berarti optimalisasi hasil yang ingin dicapai akan semakin mudah dan cepat diwujudkan. Hasil investasi atau margin bagi hasil yang didapatkan dari tabungan dana pendidikan itu pun akan semakin besar.

Selain itu, jika kita mengambil program asuransi pendidikan maka hal terpenting yang perlu teman-teman ketahui adalah jumlah premi yang kita bayarkan sangatlah tergantung pada usia orang tua dan anak yang ikut. Semakin bertambah usia kita, akan meningkatkan biaya premi yang kita bayarkan. Ini artinya, nilai pertanggungan yang sama akan berbeda besarnya premi yang dibayarkan untuk usia yang berbeda. Jadi jika sekarang kita berusia 30 tahun dan ikut program asuransi pendidikan untuk anak kita jumlah premi yang kita bayarkan akan berbeda jika kita menundanya sampai usia 35 tahun. Jadi, Ayo jangan sampai kita menunda untuk memberikan yang terbaik untuk anak kita. Tidak ada kata terlambat untuk membelikan polis asuransi pendidikan untuk anak kita.

Teman, dalam mempersiapkan dana pendidikan, sebaiknya kita sesuaikan dengan kemampuan financial yang kita miliki. Prinsipnya jangan memaksakan diri, karena yang terpenting adalah persiapan sejak dini yang utama kita lakukan. Sisihkan saja yang wajar yang tidak mengganggu cash flow keluarga Anda. Untuk mempersiapkannya ada beberapa point penting yang menjadi tinjauan kita. Hal ini dilakukan agar tujuan pendidikan anak kita tercapai, berikut point penting tersebut.

Pertama; Merencanakan pendikan anak harus mempertimbangkan jumlah anak, usia orang tua, serta usia anak. Berdasarkan hal tersebutlah kita selanjutnya mampu menyususun rencana pengelolaan keuangan keluarga yang dapat menjamin pendidikan bagi anak di masa mendatang.

Kedua; Mengatur jumlah anggaran pendidikan setiap anak sesuai dengan jenjang pendidikan. Pengaturan ini dapat dilakukan dengan cara menabung sendiri atau mengikuti program asuransi pendidikan untuk masing-masing anak. Saya mereferensikan untuk mengikuti program asuransi pendidikan karena hal ini akan lebih mendisiplinkan kita untuk menabung dengan teraratur.

Ketiga; Realistis dalam merencanakan anggaran pendidikan anak. Pilihlah instrumen investasi yang paling memungkinkan untuk Anda. Semisal, bagi Anda yang berani terhadap risiko. Cocok kiranya untuk membeli produk asuransi pendidikan yang nilai keuntungan investasinya tinggi yakni produk unitlink yang berbasis equity fund. Hal ini akan sangat cepat bagi pertumbuhan nilai investasi Anda.

Keempat; Perbandingan tabungan dan kebutuhan. Secara umum umum sebaiknya persentase tabungan rutin adalah 5% untuk simpanan arus kas, 10% untuk tabungan jangka panjang seperti tabungan pendidikan, pensiun dan 5% untuk pengembangan investasi jangka panjang. Usahakan total tabungan Anda minimal 20% dari income Anda.

Kelima; Berani mengurangi dana untuk keperluan lain. Kebutuhan untuk anak kita adalah sesuatu yang tak bisa ditawar, karena ia adalah investasi termahal kita. Jadi, jika Anda mengalami kesulitan keuangan usahakan untuk tetap konsisten menyisihkan tabungan untuk anak kita. Cobalah koreksi ulang pengeluaran kita dan pangkas keperluan lain yang bisa ditinggalkan.

Kiat Merencanakan Dana Pendidikan Anak Kita

”Dan Hendaklah takut orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh karena itulah hendaknya mereka bertakwa kepada Allah swt dan hendaklah mereka berkata yang benar”. (surat AnNisa: 9)

Dalam tulisan berikut saya ingin mencoba lebih teknis lagi membantu teman-teman untuk merencanakan bagaimana seharusnya kita menyiapkan rancangan dana pendidikan untuk anak-anak kita tercinta.Tapi sebelumnya saya ingin menjelaskan sedikit apa itu perencanaan keuangan? Perencanaan adalah cara kita dalam menyiapkan kebutuhan jangka panjang yang berkaitan dengan kebutuhan keuangan seperti menyiapkan biaya pendidikan bagi putra-putri kita , menyiapkan biaya kehidupan ketika pensiuan nanti, membangun bisnis, termasuk untuk mempersiapkan bila resiko kehidupan terjadi kepada diri kita seperti terkena penyakit kritis, cacat total bahkan meninggal dunia.

Jadi, mempersiapkan dana pendidikan anak termasuk dalam perencanaan pendidikan jangka panjang. Hal ini tentunya memerlukan strategi khusus dan persiapan yang matang. Sebab, anak adalah titipan Tuhan dimana hak-hak anak haruslah kita persiapkan dan berikan sebaik mungkin. Salah satu hak tersebut adalah mendapatkan pendidikan yang terbaik. Pentingnya pendidikan terbaik bagi anak-anak kita adalah karena pendidikan menjadi salah satu faktor kunci bagi bagi kesuksesan anak kita dalam menghadapi hidupnya kelak.

Hal lain yang membuat menyiapkan pendidikan terbaik bagi anak kita menjadi sangat urgent adalah karena dari tahun ke tahun biaya pendidikan, terutama pendidikan tinggi mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Adapun tantangan ke depan juga menjadi kendala tersendiri bagi anak-anak kita. Sudah dapat dipastikan bahwa standar pendidikan ke depan menjadi lebih tinggi lagi dari sekarang. Kita bisa membayangkan ke depan bagaimana sulitnya menghadapi persaingan kerja dan bisnis. Jika saat ini saja lulusan-lulusan sarjana S1 banyak yang tersingkir dari bursa kerja. Apatah kelak yang akan terjadi dengan anak-anak kita. Tentu, Sarja S1 sudah sangat tidak mencukupi lagi untuk ia bersaing dengan derasnya globalisasi yang berimplikasi pada pasar tenaga kerja global.

Karenanya ada hal-hal yang perlu menjadi perhatian kita untuk dipersiapkan. Hal tersebut adalah:

1. Jenjang pendidikan Anak.
Jenjang pendidikan dimulai dari TK, SD, SMP, Pendidikan tinggi atau Universitas. Sebagian orang merasa perlu untuk memasukkan anaknya di Playgroup sebelum masuk TK. Kebanyakan orang tua menyiapkan anak sekolah hingga S1, sebagian lagi mempersiapkan anaknya untuk sekolah hingga jenjang S2. Banyak pula dari orang tua yang memberikan pendidikan tambahan luar sekolah kepada anak-anak.

Jenjang pendidikan inilah yang menjadi pertimbangan berapa sesungguhnya biaya yang harus kita persiapkan untuk anak-anak kita. Karenanya, kita sebagai orang tua sudah bisa merencanakan sampai tingkat atau level apa anak-anak kita bersekolah. Apakah kita mulai dari Playgroup hingga S1 atau langsung masuk TK atau SD, hingga S2.

2. Si Kecil mau sekolah dimana?
Apakah anak mau kita akan masuk sekolah negeri atau swasta. Di dalam atau Di luar Negeri. Hal ini bisa menjadi bahan perkiraan berapa dana yang sebetulnya kita butuhkan untuk buah hati kita. Tentu berbeda biaya sekolah negeri dengan swasta. Preferensi ini sangat ditentukan dengan kondisi keuangan kita. Tentu prinsip utamanya adalah memilihkan pendidikan terbaik sesuai dengan kondisi keuangan kita.

3. Cari Informasi dana yang dibutuhkan di sekolah tersebut.
Untuk mengetahui beberapa sesungguhnya dana pendidikan untuk anak-anak kita tak ada jalan lain selain kita mencari tahu berapa masing-masing dana yang dibutuhkan untuk setiap level pendidikan yang akan dijalaninya.

4. Menghitung berapa tahun anak akan menjalani sekolahnya.
Jika sudah kita ketahui rencana masa pendididikan anak-anak kita dan kita sudah tahu seberapa besar biaya yang diperlukan maka hitunglah nilai akan datang (future value) dari biaya tersebut dengan memperkirakan angka inflasi setiap tahunnya. Kita pun InsyaAllah akan mengetahui sebarap besar kebutuhan biaya yang akan diperlukan. Selanjutnya hal ini akan memudahkan kita untuk melakukan perencanaan keuangan untuk mencapai cita-cita dan keinginan tersebut. Selamat merencanakan keuangan. Insya Allah tulisan berikut saya akan mengupai sebuah produk unit link sebagai salah satu metode perencanaan keuangan yang bisa membantu Anda untuk mencapai masa depan yang lebih baik. (Pondok Parigi Indah, 23/03/09)

Aduuh... Besar Sekali Biaya Masuk Sekolah

Beberapa pekan lalu istri saya mencari sekolah untuk Anak tunggal kami yang kebetulan sekarang masih duduk di PlayGroup. Tahun ini anakku mau masuk Taman Kanak-kanak. Mungkin sama seperti yang Anda lakukan bertanya soal kualitas pendidikan di sekolah tersebut dan membandingkannya dengan Rupiah yang harus kita keluarkan.

Ternyata, Wow luar biasa, tak ada sekarang sekolah yang murah. Mahal semuanya....!!! Ini termasuk juga sekolah yang menurut penilaian kami tak terlalu istimewa. Saya sadar, untuk menyekolahkan anak butuh persiapan dan perencanaan yang matang. Karenanya, saya mo berbagi dengan teman-teman, bagaimana kita menyiapkan kebutuhan yang sangat penting ini.

Kita sangat menyadari kalau anak kita adalah aset penting dalam hidup kita. Menjadi tanggungjawab kita sebagai orang tua untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi mereka. Kita sadar, untuk mendapatkan pendidikan yang baik, kita harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Bahkan trendnya, dari tahun ke tahun terus meningkat. Saya pernah membaca dalam sebuah artikel tentang inflasi pendidikan ini, di negara maju kecenderungannya naik 20% per tahun dan di negera kita anatara 10% hingga 15%. Hal inilah yang banyak dikeluhkan orang tua, padahal anak harus mendapatkan pendidikan yang layak sebagai bekal hidupnya kelak.

Tapi jangan berkecil hati, Insya Allah dana pendidikan anak bisa lho dipersiapkan dari jauh-jauh hari. Tentunya semakin dini semakin baik. Karena hal ini akan semakin menjamin terkumpulnya dana pendidikan anak kita. Tapi, jangan juga kita yang belum mempersiapkannya merasa ketinggalan dan pesimis menatap masa depan pendidikan anak kita. Masih ada waktu, karena tak ada istilah terlambat. Saatnya sekarang kita melakukan Financial Planing yang lebih baik. Caranya bagaimana, Insya Allah dalam tulisan saya berikutnya yaa.......

Mau Berangkat Haji.... Kami Bantu Anda.


Sebagian besar dari umat Islam menginginkan untuk menunaikan ibadah haji ke Baitullah minimal sekali dalam seumur hidupnya, karena selain menunaikan ibadah haji adalah ibadah wajib yang termasuk dalam rukun Islam, ibadah haji juga memberikan pengalaman spiritual dan emosional yang luar biasa bagi mereka yang telah melakukannya.


Namun, dari sebagian besar umat Islam yang mencita-citakan dirinya untuk pergi menunaikan ibadah ke tanah suci ini, hanya sebagian kecil saja yang mampu mewujudkannya. Hal ini sangat wajar karena, ibadah wajib yang satu ini memang membutuhkan dana yang cukup besar. Biaya yang cukup besar inilah yang menjadi kendala terbesar bagi penduduk muslim di negeri ini untuk menunaikan ibadah haji.


Sebenarnya, hal ini tidak perlu terjadi, jika setiap muslim memiliki tekad yang kuat dan persiapan yang matang untuk mewujudkan impiannya untuk pergi ke Baitullah tersebut. Salah satu persiapan yang matang adalah dengan melakukan perencanaan keuangan yang terprogram (Financial Planning) sedini mungkin.

Menentukan cara menabung Anda, berapa besaran yang harus dikeluarkan untuk mencapai impian Anda tersebut dan kemana uang ini diinvestasikan adalah menjadi bagian terpenting dari perencanaan keuangan. Dan sesungguhnya inilah konsen dan komitmen yang akan kami lakukan untuk umat Islam, khususnya untuk mereka yang ingin berangkat menunaikan ibadah haji.

Oleh karenanya perkenankan kami, Prudential Financial Advisor (PFA) PT. Prudential Life Assurance yang bergabung dalam Agency Prodigy untuk memperkenalkan suatu bentuk Tabungan PAA ++ Syariah (Tabungan Investasi dan Proteksi) untuk menjadi solusi yang dapat menjawab keinginan Anda untuk menunanaikan ibadah haji dengan cara mudah dan murah. Anda Ingin Pergi haji segera... hubungi saya (021) 68962925. Kami akan bantu bahkan datang ke tempat Anda jika Anda di Jakarta.